blog mihardi77

blog mihardi77

Kamis, 27 September 2012

Pelacur Obral Cinta Melalui Internet



JAKARTA (Pos Kota) – Pergantian tahun tinggal menghitung hari. Diprediksi, malam Tahun Baru di Jakarta diwarnai pesta meriah, baik di hotel maupun di tempat hiburan malam. Suasana ini dimanfaatkan ribuan wanita panggilan untuk mengeruk duit.
Melalui jaringan internet, pelacur kelas menengah sampai atas menawarkan diri siap memenuhi hasrat pria hidung belang untuk adu napsu. Sedangkan untuk pembayaran, mereka menggunakan fasilitas phone-bangking.
Dalam satu situs milik seorang wanita panggilan kelas atas, Pos Kota mendapat informasi, menjelang pesta Tahun Baru ini, pelacur itu menjual jasa layanan seksual melalui kencan kilat, jam-jaman atau semalaman. Wanita ini juga melayani order striptease atau tarian bugil di tepat hiburan malam, hotel, apartemen, maupun rumah sewaan.
Sepak terjang wanita panggilan itu cukup berani. Foto wanita itu dipajang di website pribadinya. Untuk menggoda pria hidung belang, ia berani mempromosikan diri secara vulgar. Misalnya, siap melayani panggilan 24 jam nonstop. Tak lupa, ia mencantumkan nomor HP yang bisa dihubungi.
Jika pria doyan cinta kilat tertarik kemudian menghubungi melalui telepon, ada kesepakatan, pembayan uang muka lebih dulu harus dipenuhi. Menggunakan phone-bangking, uang muka yang diminta langsung ditransfer. Selanjutnya, pelacur papan atas ini memenuhi janjinya menemui lelaki tersebut.
Perkembangan dunia teknologi informatika yang mana kini hampir semua orang punya HP dan bisa membuka internet, maka bisnis prostitusi lewat dunia maya makin merajalela. “Wanita penjaja cinta tinggal tunggu panggilan,” ujar Johan Reza, salah satu manajer karaoke dan bar di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat, yang sering berhubungan dengan germo wanita panggilan, Kamis (29/12) petang
24 JAM NONSTOP
Pos Kota juga membrosing salah satu website yang menawarkan pijat plus kemudian menghubungi via telepon. Orang yang mengaku bernama Siska punya belasan ‘anak asuh’ yang bisa dibooking 24 jam nonstop. “Tarifnya untuk short time sekitar satu jam Rp 500.000 kalau semalaman Rp 1 juta. Dijamin cantik-cantik dan tinggi semampai. Anda pasti puas,” kata Siska, sambil menambahkan ‘anak asuhnya’ bisa melayani gaya apa saja.
“Kami juga melayani paket three-some (dua wanita melayani satu pria-red), tarifnya cuma Rp 600 ribu. Booking sekarang untuk malam Tahun Baru juga bisa,” tambahnya blak-blakan.
Jika setuju, kata Siska, pembayaran uang muka minimal 50 persen. Selanjutnya, si wanita lagsung dikirim ke tempat tujuan. “Pembayaran uang muka lewat phone-banking, artinya transfer via ATM dari handphone,” paparnya.
Siska menjelaskian, pemasaran model seperti ini makin banyak ditemukan di sana-sini. Jumlah wanita yang bekerja beginian untuk area Jakarta dan sekitarnya diperkirakan mencapai sekitar 2.000 orang dengan kelas bervariasi. Pasaran kencannya mulai dari Rp 350 ribu sampai jutaan rupiah, tergantung dari kemolekan wanita yang dijajakan.
Nekatnya lagi, bisnis pelacuran di Jakarta kini makin dimeriahkan sejumlah wanita asal mancanegara, seperti dari Eropa, Afrika, daratan China, dan sejumlah negara tetangga lainnya. Keberadaan mereka makin banyak dikarenakan kelincahan jaringan germo bermain kucing-kucingan dengan aparat penegak hukum.
MAKIN LARIS
Dalam suasana liburan akhir tahun seperti ini, bisnis wanita panggilan makin laris karena banyak wisatawan lokal maupun asing berlibur di Jakarta. Bahkan sopir mobil rental atau taksi yang menjadi langganan hotel pun harus aktif membrosing internet untuk membantu tamunya yang butuh wanita panggilan. Seperti dituturkan Sarjana, warga Kemayoran Jakpus, yang mangkal di hotel berbintang kawasan Sudirman. “Karena banyak tamu yang nanya tentang wanita panggilan, maka saya sering membuka internet maupun iklan di koran,” katanya.
Menurutnya sejak sepekan terakhir, tamu dari luar negeri makin banyak, maka order untuk booking wanita di hotel pun makin banyak. “Kalau yang nge-booking orang bule, maka tarifnya pakai dolar, jadi lebih tinggi dibandingkan rupiah. Biasanya saya dapat tips sekitar Rp 50 ribu dari si wanita tersebut,” papar Sarjana, yang banyak pelanggan dari Australia maupun Belanda. (joko/b)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar