BATU URETER
LATAR BELAKANG:
Batu ureter umumnya terbentuk di dlm sistem kalik ginjal yg turun ke ureter। Tdpt 3 penyempitan sedpanjang ureter yg biasanya menjadi tempat berhentinya batu:
1। ureteropelvic junction (UPJ),
2। persilangan dengan A/V iliaca dan
3। muara ureter di bulu (ureterovesical junction)
। Komposisi batu ureter sama dg komposisi BSK pada umumnya। Beberapa faktor yg berpengaruh dalam penanganan batu ureter antara lain: letak batu, ukuran batu, adanya komplikasi (obstruksi, infeksi, gangguan fungsi ginjal)।
Dulu sebelum alat2 minimal invasif berkembang unt penanganan batu ureter maka ureter bibagi 3 bag yaitu: ureter proximal dari UPJ sampai bag atas sakrum, ureter tengah dari bag atas sakum sampai pelvic brim dan ureter bwh dari pelvic brim sampai muara ureter.
Dengan berkembangnya terapi minimal invasif maka saat inin unt keperluan alternatif terapi maka dibagi 2 saja yaitu ureter proximal y.i. di atas pelvic brim dan ureter distal di bwh pelvic brim. Batu ukuran < 4 mm biasanya cukup kecil unt keluar spontan. Batu dengan komposisi tertentu mempunyai derajad kekerasan tertentu pula shg menentukan alternatif terapi yg akan diterapkan. Batu Ca oxalat monohidrat dan batu cystin adalah batu yg keras, sedang batu Ca oxalat dihidrat adalah batu yg rapuh dan mudah pecah.
Komplikasi infeksi dan obstruksi menjadi pertimbangan dlm penanganan batu ureter, baik pertimbangan waktu maupun jenis tindakan yg akan dikerjakan.
Secara garis besar terdpt bbrp cara penanganan batu ureter yaitu: observasi, SWL, URS, PNL, dan bedah terbuka. Tindakan yg jarang dilakukan: lapartoskopi dan blind basketing.
Terapi konservatif: ukuran batu < 5 mm, keluhan ringan, tidak ada obstruksi dan infeksi. Dilakukan dengan; 1. minum dengan diuresis 2 lt/hr. 2. alpha blocker. 3. NSAID. Batas lama terapi 6 minggu. Kondisi lain yg tidak boleh dilakukan terapi konservatif adalah: ginjal tunggal, transplan, fungsi menurun.
Shock wave lithotripsy (SWL) :
> banyak digunakan
> prinsip ; memecah batu dg gelombang kejut shg
tjd serpihan batu kecil2 shg mudah dikeluarkan.
> komplikasi hampir tidak didtkan.
> keterbatasan alat: pada batu yg kertas perlu pe
nganan berulang, kesulitan pada pasen gemuk
> perlu dipertimbangkan pemakaian pada wanita mu
da dan anak2.
• Ureteroskopi : dikembangkan sejak th 1980 . Batu ureter dpt langsung diekstraksi dg tuntunan URS. Keterbatasannya tdk bisa untuk batu yg besar.
• Percutaneus lithotripsy (PNL). Prinsip kerja: membuat akses ke calic atau pyelum scr percutan. Dari akses tsb dimasukkan nefroskop. Batu diambil scr utuh atau dipecah dl.
• Bedah terbuka: di rs besar cara ini sudah jarang dilakukan. Biasanya dilakukan pada kelainan anatomi atau pada ukuran batu yag besar.
• Pemasangan stenting : bukan pilihan terapi utama, penting sbg tindakan tambahan pd terapi batu ureter pd pasen sepsis.
© mihardi77
STIKES INSAN SEAGUNG BANGKALAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar