BAB I
PENDAHULUAN
Angkilosing Spondilitis (AS) merupakan radang pada
tulang belakang. Angkilosing sendiri mempunyai arti menjadi kaku atau fiksasi
sendi. Angkilosing Spondilitis terutama akan mempengaruhi sendi faset dan
stabilisasi ligamen pada kolum spinal dan mungkin menyebabkan fusi. Hal ini
dapat menimbulkan nyeri pada punggung dimana 80% kasus nyeri punggung
ditimbulkan oleh kerja otot yang berlebihan dan bereaksi terhadap tekanan
dengan berkontraksi atau kejang beberapa saat.
Ø
Tujuan umum : agar
mahasiswa dapat mengetahui secara jelas tentang penyakit Angkilosing
Spondilitis.
Ø Tujuan Khusus :
1.
Agar mahasiswa
dapat mengerti dan menjelaskan pengertian etio-patofisiologi.manifestasi
klinik, komplikasi dan menajemen medik.
2.
Agar mahasiswa
dapat menyebutkan studi diagnostic dan penemuannya.
3.
Agar mahasiswa
dapat menerapkan ASKEP dan pendidikan kesehatan bagi penderita Angkilosing
Spondilitis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Konsep
1. Pengertian
Angkilosing
Spondilitis adalah suatu bentuk peradangan yang diawali dengan nyeri pada
lumbal kemudian menyebar sampai ke seluruh
tulang belakang yang pada akhirnya menyebabkan kekerasan dan kelainan
bentuk yang hebat pada tulang belakang dan jaringan terdekat (Thompson,19 , hal 363).
2. Etio-Patofisiologi
Penyebab
dari Angkilosing Spondilitis belum diketahui secara pasti. Diduga adanya
trigger (semacam infeksi) yang menimbulkan reaksi dalam sistim imunologi dan
menimbulkan respon terhadap peradangan. Penyakit ini terjadi pada usia antara
20-40 tahun dan lebih sering terjadi pada laki-laki.
Patofisiologi
Infeksi
Peradangan pada
seputar sendi sakroiliaka
Merusak kartilago
Peradangan berkembang keseluruh anulus,
Invertebral ligamen
Menyebar keseluruh
spinal column vertebrata
Klasifikasi Bamboo Spines
Pinggul,Lutut, bahu
Perubahan bentuk
tubuh kyposis
Komplikasi :
Ø Gangguan pernapasan
Ø Kehilangan ROM
Ø Fusi pada vertebra
3. Manifestasi
klinik
§ Nyeri
§ Lelah
§ Gerakan pinggang terbatas
§ Perubahan bentuk tubuh
§ Kekakuaan pada pagi hari
4. Manajemen
Medik
§ Pembedahan
·
Total
perbaikan panggul untuk mengoreksi post peradangan tertentu agar sendi-sendi
panggul dapat dilenturkan.
·
Osteotomi
midlumbal vertebra, dilakukan jika pasien tidak dapat melihat lurus kedepan karena kyposis
·
Penyatuan
cervikal spinal sangat membantu untuk menjaga agar posisi leher tegak lurus.
§ Pengobatan
¨
Jenis
analgesik dan antipiuretik : Salycilate Analgetic (aspirin) 600 mg q 4 h.
¨
Nonsteroid
anti inflamatori : Indomethchin 25 mg, bisa ditingkatkan maksimal 200 mg/hari,
Phylbutazone 200-400 mg/hari.
5. Manajemen
Umum
¨
Terapi
Fisik : latihan sendi punggung dan sendi lain yang terpengaruh.
¨
Latihan
nafas dalam : untuk mempertahankan kapasitas pernapasan.
¨
Jalan-jalan
: untuk mempertahankan mobilisasi sendi.
¨
Gunakan
kasur yang empuk, bantal kecil, posisi tempat tidur yang datar untuk
memperthankan tulang agar tetap lurus.
¨
Kompres hangat untuk mengurangi kejang otot.
B.
Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
v
Pada lumbal bagian
belakang ditemukan adanya nyeri, adanya pembatasan ruang gerak.
v
Respon sistemik :
poliartritis, malaise, fatique, BB menurun kadang chest pain, pernapasan
terganggu.
v
Penyebaran :
seluruh spinal column dan berlanjut pada sakro iliaka, pinggul, lutut dan
seluruh sendi.
v
Psikososial ,
konsep diri ,body image ,interaksi sosial, berkurangnya mobilisasi dan
independensi.
2) Diagnosa
keperawatan dan Intervensi
a
Kerusakan
mobilisasi fisik (aktual dan potensial) b.d peradangan pada spinal column.
Goal : Pasien dapat mobilisasi dan beraktivitas .
Intervensi :
Ø
Kaji pergerakan
sendi-sendi, postur dan gaya berjalan.
R/
data individu sangat penting untuk diperhatikan.
Ø
Observasi
pergerakan untuk meringankan tanda-tanda atau mencegah meluasnya kekakuan.
R/
untuk mencatat kondisi pasien.
Ø
Bantu pasien
dengan Rom
R/
untuk mempertahankan gerak sendi.
Ø
Masage punggung
seperlunya
R/
untuk memgurangi kelelahan otot.
b
Nyeri b.d
terbtasnya ruang gerak dan peradangan.
Goal
: Pasien bebas dari nyeri atau nyeri berkurang
Intervensi
:
Ø
Kaji adanya
nyeri,lokasi nyeri, kualitas nyeri, frekuensi nyeri.
R/
untuk mengetahui beratnya nyeri
Ø
Atur pemberian
obat analgesik dan anti inflamatory sesuai anjuran.
R/
untuk megurangi nyeri.
Ø
Observasi seluruh
gerak sendi
R/
untuk mengetahui berkurang atau bertambahnya nyeri.
Ø
Anjurkan pasien
untuk menggunakan kasur dan bantal yang sesuai.
R/
mencegah bertambahnya nyeri.
Ø
Observasi efek
samping dari obat-obatan yang diberikan.
R/
untuk mencatat reaksi dari obat-obatan.
c
Gangguan body
image dan perubahan peran b.d kekakuan spinal column dan kyposis.
Goal : Pasien dapat beraktivitas
dan rasa rendah diri terhadap gambaran tubuh berkurang.
Intervensi :
Ø
Anjurkan pasien
untuk mengatur latihan ROM
R/
mencegah kekakuan pada tulang
Ø
Anjurkan pasien
untuk berpartisipasi dalam aktivitas apabila kondisi mengijinkan.
R/
partisipasi dapat membantu mempertinggi harga diri
Ø
Anjurkan untuk
sosialisasi bersama kelurga dan teman-teman.
R/ untuk mengurangi tugas atau kerjanya dan mengurangi rasa
minder.
Ø
Anjurkan pasien
untuk meneruskan konsultasi dengan dokter uantuk perawatan selanjutnya.
R/ Agar dapat mengetahui perkembangan dari terapi atau
latihan.
d
Kurang pengetahuan
b.d kurang terpapar informasi.
Goal
: Pasien dapat meningkatkan pegetahuannya.
Intervensi
:
Ø
Beri pendidikan
kesehatan tentang pengertian, etilogi, patofisiologi dan perawatanya.
R/
dapat dilihat pada pendidikan kesehatan.
3) Implementasi
Implementasi
sesuai dengan intervensi.
4) Evaluasi
1. Pasien dapat melakukan mobilisasi vertebral yang adekuat.
2. Pasien mengatakan nyeri pada tulang belakangnya berkurang.
3. Pasien bisa menjaga independen, sosial interaksi dan
perawatan diri.
4. Pasien dapat mempertahankan kapasitas pernapasan yang
adekuat.
5. Paasien mempertahankan body image dan konsep diri yang
positif.
6. Pengetahuan pasien meningkat.
5) Pendidikan
Kesehatan
Ø
Jelaskan pada
pasien tentang proses peradangan dan pemberian obat untuk memastikan pasien dan
keluarga mengeri .
Ø
Jelaskan
pentingnya ROM
Ø
Jelaskan efek
samping obat-obatan; anjurkan pasien
untuk melaporkan apabila ada efek samping.
Ø
Ajarkan anggota
keluarga untuk selalu mengevaluasi aktivitas pasien di rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar