blog mihardi77

blog mihardi77

Minggu, 13 April 2014

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN BATU GINJAL

Angka kejadian bervariasi pada masing-masing daerah, diduga karena pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-hari.

Etiologi

B/d gangguan aliran urine, gangguan metabolik, ISK, dehidrasi, dan keadaan idiopatik.

Faktor instrinsik:
1.   Herediter
2.   Umur: 30-50 tahun
3.   Jenis kelamin: laki-laki 3x> dari perempuan

Faktor ekstrinsik:
1.   Geografi
2.   Iklim dan temperatur
3.   Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar kalsium pada air yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
4.   Diet; purin, oksalat, dan kalsium
5.   Pekerjaan; banyak duduk atau kurang aktivitas

Patologi

Batu terbentuk pada daerah stasis urine (buli-buli).
Batu terdiri atas kristal yang tersusun atas bahan organik dan anorganik. Kristal tetap berada pada keadaan terlarut (karena dipengaruhi oleh pH larutan, suhu, koloid dalam urine, laju aliran urine), jika tidak ada keadaan-keadaan yang menyebabkab presipitasi.
Kristal à presipitasi à membentuk ini batu  àmengadakan agregasi, dan menarik bahan lain à membesar. Menempel pada saluran kemih àmembentuk retensi kristal à menyumbat saluran kemih.
Lebih dari 80 % batu saluran kemih terdiri dari batu kalsium, berikatan dengan fosfat atau oksalat, membentuk batu kalsium fosfat dan kalsium oksalat. Sedangkan sisanya membentuk batu asam urat, batu magnesium amonium fosfat. Meskipun patogenesis pembentukan batu hampir sama, tapi suasana didlm saluran kemih yang memungkinkan terbentuknya jenis batu tidak sama.
Misal:
Batu asam urat à suasana asam, batu amonium magnesium fosfat àpada suasana basa.

Penghambat pembentukan batu

Ion magnesium à jika berikatan dengan oksalat membentuk garam magnesium oksalat yang akan berikatan dengan kalsium untuk membentuk kalsium oksalat, menurun.
Sitrat à berikatan dengan kalsium membentuk kalsium sitrat, sehingga jumlah kalsium yang akan berikatan dengan oksalat atau fosfat berkurang, menyebabkan kristal kalsium oksalat atau kalsium fosfat jumlahnya berkurang.
Beberapa protein atau senyawa organik lain mampu bertindak sebagai inhibitor dengan cara menghambat pertumbuhan kristal, menghambat agregasi kristal, maupun menghambat retensi kristal.
Senyawa itu antara lain: glikosaminoglikan (GAG), protein Tamm Horsfall (THP) atau uromukoid, nefrokalsin, dan osteopontin.
Defisiensi zat-zat yang berfungsi sebagai inhibitor batu merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya batu ginjal/batu saluran kemih.

Gambaran klinis

Keluhan nyeri tergantung pada letak batu, besar batu, dan penyulit yang telah terjadi. Nyeri pada pinggang adalah yang paling dirasakan.
Sifat nyeri:
1.   nyeri kolik: terjadi karena aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu saluran kemih. Peningkatan peristaltik itu menyebabkan tekanan intraluminalnya meningkat sehingga terjadi peregangan dari terminal saraf yang memberikan sensasi nyeri.
2.   Nyeri non kolik: terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis atau infeksi pada ginjal.

Hematuri seringkali dikeluhkan, akibat trauma pada mukosa saluran kencing yang disebabkan oleh batu.
Jika didapatkan demam harus dicurigai suatu urosespsis dan ini merupakan kedaruratan bidang urologi.

Pemeriksaan diagnosik

1.   Foto polos abdomen
Bertujuan melihat kemungkinan adanya batu disaluran kemih.
2.   Pielografi intra vena (PIV)
Bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal, mendeteksi batu
3.   Ultrasonografi
Menilai adanya batu di ginjal atau dibuli-buli, hidronefrosis, pionefrosis, atau pengkerutan ginjal.

Penatalaksanaan

1.     Pengeluaran batu pada ginjal, jika telah menimbulkan obstruksi, infeksi, indikasi sosial.
2.     Medikamentosa,
Batu yang ukurannya kurang dari 5 mm à keluar spontan. Mengurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan pemberian diuretikum, minum banyak untuk mendorong batu keluar.
3.     Endourologi,
Memasukkan alat ke sistem kalises melalui insisi pada kulit.
4.     Bedah laparoskopi,
5.     Pembedahan terbuka



pencegahan

1.     Minum cukup untuk memproduksi urine sebanyak 2-3 liter/hari
2.     Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu (rendah protein, rendah oksalat, rendah garam rendah purin)
3.     Aktivitas harian yang cukup

4.     Pemberian medikamentosa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar