Angka kejadian bervariasi pada masing-masing daerah, diduga karena pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-hari.
Etiologi
B/d gangguan aliran urine,
gangguan metabolik, ISK, dehidrasi, dan keadaan idiopatik.
Faktor instrinsik:
1.
Herediter
2.
Umur: 30-50 tahun
3.
Jenis kelamin: laki-laki 3x> dari perempuan
Faktor ekstrinsik:
1.
Geografi
2.
Iklim dan temperatur
3.
Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar
kalsium pada air yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran
kemih.
4.
Diet; purin, oksalat, dan kalsium
5.
Pekerjaan; banyak duduk atau kurang aktivitas
Patologi
Batu terbentuk pada daerah
stasis urine (buli-buli).
Batu terdiri atas kristal
yang tersusun atas bahan organik dan anorganik. Kristal tetap berada pada
keadaan terlarut (karena dipengaruhi oleh pH larutan, suhu, koloid dalam urine,
laju aliran urine), jika tidak ada keadaan-keadaan yang menyebabkab
presipitasi.
Kristal à presipitasi à membentuk ini
batu àmengadakan
agregasi,
dan menarik bahan lain à
membesar. Menempel pada saluran kemih àmembentuk
retensi kristal à menyumbat saluran kemih.
Lebih dari
80 % batu saluran kemih terdiri dari batu kalsium, berikatan dengan fosfat atau
oksalat, membentuk batu kalsium fosfat dan kalsium oksalat. Sedangkan sisanya
membentuk batu asam urat, batu magnesium amonium fosfat. Meskipun patogenesis
pembentukan batu hampir sama, tapi suasana didlm saluran kemih yang
memungkinkan terbentuknya jenis batu tidak sama.
Misal:
Batu asam
urat à suasana asam, batu amonium magnesium fosfat àpada
suasana basa.
Penghambat pembentukan batu
Ion
magnesium à jika berikatan dengan oksalat membentuk garam
magnesium oksalat yang akan berikatan dengan kalsium untuk membentuk kalsium
oksalat, menurun.
Sitrat à
berikatan dengan kalsium membentuk kalsium sitrat, sehingga jumlah kalsium yang
akan berikatan dengan oksalat atau fosfat berkurang, menyebabkan kristal
kalsium oksalat atau kalsium fosfat jumlahnya berkurang.
Beberapa
protein atau senyawa organik lain mampu bertindak sebagai inhibitor dengan cara
menghambat pertumbuhan kristal, menghambat agregasi kristal, maupun menghambat
retensi kristal.
Senyawa itu
antara lain: glikosaminoglikan (GAG), protein Tamm Horsfall (THP) atau
uromukoid, nefrokalsin, dan osteopontin.
Defisiensi
zat-zat yang berfungsi sebagai inhibitor batu merupakan salah satu faktor
penyebab timbulnya batu ginjal/batu saluran kemih.
Gambaran klinis
Keluhan
nyeri tergantung pada letak batu, besar batu, dan penyulit yang telah terjadi.
Nyeri pada pinggang adalah yang paling dirasakan.
Sifat
nyeri:
1.
nyeri
kolik: terjadi karena aktivitas peristaltik otot polos sistem
kalises ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu saluran
kemih. Peningkatan peristaltik itu menyebabkan tekanan intraluminalnya
meningkat sehingga terjadi peregangan dari terminal saraf yang memberikan
sensasi nyeri.
2.
Nyeri non
kolik: terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi
hidronefrosis atau infeksi pada ginjal.
Hematuri seringkali
dikeluhkan, akibat trauma pada mukosa saluran kencing yang disebabkan oleh
batu.
Jika didapatkan demam harus
dicurigai suatu urosespsis dan ini merupakan kedaruratan bidang urologi.
Pemeriksaan diagnosik
1.
Foto polos abdomen
Bertujuan melihat kemungkinan adanya batu disaluran kemih.
2.
Pielografi intra vena (PIV)
Bertujuan menilai keadaan anatomi
dan fungsi ginjal, mendeteksi batu
3.
Ultrasonografi
Menilai
adanya batu di ginjal atau dibuli-buli, hidronefrosis, pionefrosis, atau
pengkerutan ginjal.
Penatalaksanaan
1.
Pengeluaran batu pada ginjal, jika telah menimbulkan
obstruksi, infeksi, indikasi sosial.
2.
Medikamentosa,
Batu yang
ukurannya kurang dari 5 mm à keluar spontan. Mengurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan
pemberian diuretikum, minum banyak untuk mendorong batu keluar.
3.
Endourologi,
Memasukkan alat ke sistem kalises
melalui insisi pada kulit.
4.
Bedah laparoskopi,
5.
Pembedahan terbuka
pencegahan
1.
Minum cukup untuk memproduksi urine sebanyak 2-3
liter/hari
2.
Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen
pembentuk batu (rendah protein, rendah oksalat, rendah garam rendah purin)
3.
Aktivitas harian yang cukup
4.
Pemberian medikamentosa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar