Melalui sejarah yang panjang, bahasa Indonesia telah mengalami perkembangan baik dari segi jumlah pemakai maupun sistem tata bahasa, kosa kata, dan maknanya.
Maka, sejarah bahasa Indonesia di bagi menjadi sebelum dan sesudah kemerdekaan
A. Sebelum Kemerdekaan
• Bahasa Indonesia (BI) merupakan salah satu dialek bahasa Melayu.
• Bahasa Melayu (BM) digunakan sebagai alat perhubungan/Lingua Franca, hampir seluruh Asia Tenggara.
• Kenyataan2 tersebut dilihat dari ditemukannya berbagai prasasti kuno (batu tulis).
Pada zaman Kerajaan Sriwijaya, BM berfungsi sebagai:
1) Bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan sastra;
2) Bahasa perhubungan (Lingua franca) antarsuku di Indonesia;
3) Bahasa perdagangan;
4) Bahasa resmi kerajaan
(Arifin, 1988:4)
BM meliputi
1. Huruf Pallawa
Ditulis pada prasasti tertua yang berasal dari abad ke – 13 (sebelum Islam datang ke Indonesia)
2. Huruf Arab (Tulisan Jawi)
Setelah Islam datang ke Indonesia pada abad ke -13, berlangsung sampai abad ke – 19
Pada masa penjajahan Belanda, BM tetap digunakan sbg bahasa perhubungan di antara bangsa Indonesia.
Penggunaan bahasa Belanda hanya untuk kalangan terbatas saja.
Banyak terbit surat kabar yang ditulis dalam BM.
Tanggal 28 Oktober 1928, BM diubah namanya menjadi Bahasa Indonesia dan diikrarkan dalam Sumpah Pemuda sebagai bahasa persatuan atau bahasa nasional
Faktor-faktor penyebab BM diangkat menjadi BI:
1. BM sejak dahulu merupakan Lingua Franca di Indonesia;
2. Sistem BM sederhana, mudah dipelajari karena pada BM tidak dikenal adanya tingkatan bahasa;
3. Semua suku dengan sukarela menerima BM menjadi bahasa Nasional Indonesia;
4. BM mempunyai kesanggupan untuk digunakan sebagai bahasa kebudayaan.
Peristiwa2 penting yang sangat menentukan dalam perkembangan BM:
a) Disusun ejaan resmi BM oleh Ch. A. Van Ophuysen, dimuat dalam Kitab Logat Melayu (1901).
b) Pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku2 bacaan yang diberi nama Commissie voor de volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat)(1908), kemudian diubah menjadi Balai Pustaka (1917).
c) Tanggal 28 Oktober 1928, lahirnya Sumpah Pemuda.
d) Berdirinya sebuah angkatan sastrawan muda Pujangga Baru yang dipimpin oleh S.T Alisyahbana dkk (1933).
e) Tanggal 25 s.d 28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo.
f) Masa pendudukan Jepang (1942 – 1945) juga merupakan suatu masa yang pendting karena Jepang memilih bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi resmi antara pemerintahan Jepang dan rakyat Indonesia.
B. Sesudah Kemerdekaan
Setelah Proklamasi Kemerdekaan, ditetapkan UUD 1945 yang didalamnya terdapat pasal 36 yang menyatakan “Bahasa Negara ialah Bhasa Indonesia”.
Setelah kemerdekaan, BI mengalami perkembangan & mendapat perhatian lebih dari pemerintah ORLA dan ORBA, diantaranya melalui pembentukan Pusat Bahasa dan pusat penyelenggaraan Kongres Bahasa Indonesia.
Peristiwa2 penting dalam perkembangan BI setelah kemerdekaan;
a) Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatangani UUD 1945, yang di dalamnya terdapat pasal 36,
b) Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai ganti ejaan van Ophuysen yang berlaku sebelumnya,
c) Kongres BI II di Medan (28 – 2 November 1954),
d) Tanggal 16 Agustus 1972 Presiden RI meresmikan Ejaan BI yang Disempurnakan melalui pidato kenegaraan di depan sidang DPR, dengan Keppres No. 57 tahun 1972,
e) Tanggal 31 Agustus 1972 Mendikbud menetapkan Pedoman Umum Ejaan BI yang DIsempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh Indonesia,
f) Kongres BI III di Jakarta (28 Okt – 2 November 1978)
g) Kongres BI IV di Jakarta (21 – 26 November 1983)
h) Kongres BI V di Jakarta (28 Okt – 3 November 1988)
KEDUDUKAN & FUNGSI BAHASA INDONESIA
1. BI sebagai Bahasa Nasional Berfungsi Sebagai:
a) Lambang kebanggaan Bangsa;
b) Lambang identitas nasional;
c) Alat pemersatu berbagai suku Bangsa;
d) Alat perhubungan antardaerah, antarwarga dan antarbudaya
2. BI sebagai Bahasa Negara Berfungsi sebagai:
a) Bahasa resmi kenegaraan;
b) Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan;
c) Alat perhubungan di tingkat nasional untuk kepentingan pembangunan dan pemerintahan;
d) Latar pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi
a) Lambang kebanggaan Bangsa
• Adanya sebuah bahasa yang menyatukan berbagai suku bangsa yang berbeda merupakan suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia.
• BI mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari kebangsaan.
b) Lambang Identitas Nasional
• Untuk membangun kepercayaan diri yang kuat, sebuah bangsa memerlukan identitas.
• Identitas sebuah bangsa dapat diwujudkan antara lain melalui bahasanya.
• Dengan adanya sebuah bahasa yang dapat mengatasi berbagai bahasa yang berbeda, suku-suku bangsa yang berbeda, dapat mengidentikkan diri sebagai satu bangsa melalui bahasa tersebut.
c) Alat Pemersatu Berbagai Suku Bangsa
• Jika tidak ada sebuah bahasa, seperti BI, yang dapat menyatukan suku-suku bangsa yang berbeda, akan sering muncul masalah perpecahan bangsa.
• Sebagai alat pemersatu, BI memungkinkan berbagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu tanpa perlu minggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerahnya.
d) Alat Perhubungan Antarderah, Antarwarga, dan Antarbudaya
• BI menjadi Lingua Franca di wilayah Indonesia.
• Kita dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa tidak perlu dikhawatirkan.
• Kita dapat bepergian dari satu pelosok daerah ke pelosok daerah yang lain di tanah air dengan memanfaatkan BI sebagai alat komunikasi.
1) Bahasa Resmi Kenegaraan
• BI digunakan untuk urusan-urusan kenegaraan (pidato-pidato resmi kenegaraan, dokumen dan surat-surat resmi, upacara-upacara kenegaraan) sesuai dengan UUD 1945.
• Apabila tidak digunakannya BI dalam hal seperti itu dapat mengurangi kewibawaan negara karena merupakan pelanggaran terhadap UUD 1945.
2) Bahasa Pengantar dalam Dunia Pendidikan
• Dunia pendidikan di suatu negara memerlukan sebuah bahasa yang seragam.
• Penggunaan lebih dari satu bahasa dalam dunia pendidikan akan mengganggu keefektifan pendidikan.
• Penggunaan BI pada dunia pendidikan tidak hanya terbatas pada bahasa pengantar, melainkan juga digunakan pada penulisan bahan-bahan ajar.
3) Alat Perhubungan di Tingkat Nasional untuk Kepentingan Pembangunan dan Pemerintahan
• Untuk kepentingan pembangunan dan pemerintahan di tingkat nasional, diperlukan sebuah bahasa sebagai alat perhubungan sehingga komunikasi tidak terhambat.
• Jika terdapat lebih dari satu bahasa, keefektifan pembangunan dan pemerintahan akan terganggu karena akan diperlukan waktu yang lebih lama dalam berkomunikasi.
4) Alat Pengembangan Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
• Untuk mengembangkan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi dibutuhkan bahasa yang dapat digunakan untuk keperluan tersebut dan bahasa tersebut dapat dimengerti oleh masayarakat luas.
• Tanpa bahasa seperti itu, pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi akan mengalami hambatan karena proses pengembangannya akan memerlukan waktu yang lama dan hasilnya pun tidak akan tersebar secara luas.
BAHASA RAGAM ILMIAH
A. Pengertian
Ragam bahasa Ilmiah merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk kegiatan yang bersifat ilmiah.
Penulisan karya ilmiah harus mengikuti kaidah tata bahasa baku = Ragam Bahasa Ilmiah (RBI)
RBI harus singkat, padat, jelas, dan logis.
Bahasa Ragam ilmiah digunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan pola pikir atau gagasan secara ilmiah melalui tulisan shg dapat diterima oleh orang lain atau pembaca dengan benar.
Bahasa Ragam Ilmiah adalah sarana verbal yang digunakan untuk mengomunikasikan proses kegiatan dan hasil penalaran yang bersifat ilmiah sesuai dengan kaidah dan tata bahasa Indonesia.
B. Ranah Penggunaan RBI
Mencakup penulisan:
Laporan yang berbentuk naskah (artikel, makalah, laporan hasil penelitian, dan laporan yang berbentuk surat seperti surat2 resmi).
Skripsi, tesis dan disertasi.
Laporan pekerjaan yang berbentuk surat, atau naskah.
LPJ seperti laporan kegiatan, laporan kegiatan, laporan keuangan, dan laporan pemegang saham.
C. Ciri-ciri Bahasa Ragam Ilmiah
1) Ciri umum; bahasa yang digunakan harus bersifat ilmiah, artinya sesuai dengan kaidah tata bahasa baku bahasa Indonesia.
2) Ciri khusus; cendekia, lugas dan logis, jelas, ringkas dan padat, formal dan objektif, gagasan sebagai pangkal tolak, penggunaan istilah teknis, dan konsisten.
a. Cendekia → bahasa yang digunakan mampu mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat, diwujudkan dalam penyusunan atau perorganisasian bahasa secara sistematis.
Contoh ;
Kemajuan informasi pada era globalisasi ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai-nilai moral bangsa Indonesia terutama pengaruh budaya barat yang masuk ke Negara Indonesia yang dimungkinkan tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan moral bangsa Indonesia.
Bandingkan
Pergeseran nilai-nilai budaya bangsa terjadi karena masuknya pengaruh budaya barat ke Indonesia.
b. Lugas dan Logis → Lugas; bahasa yang digunakan harus bermakna harfiah dan tidak bermakna ganda. Logis; sesuai dengan logika atau dapat diterima dengan akal sehat.
Contoh ;
Kalau pada zaman Sunan Kalijaga dalam kesenian wayang termasuk ceritanya digunakan sebagai media penyebaran agama. Maka di masa sekarang lebih tepat apabila penanaman budi pekerti dalam cerita wayang melalui pengajaran apresiasi.
Bandingkan
Pada zaman Sunan Kalijaga, kesenian wayang, termasuk ceritanya, digunakan sebagai media penyebaran agama; sekarang, kesenian wayang digunakan sebagai media penanaman budi pekerti melalui apresiasi.
c. Jelas→ memiliki struktur kalimat dan makna yang jelas
Contoh ;
Pendidikan agama di sekolah dasar bagaimanapun tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya dukungan yang baik pula dari orang tua murid dalam keluarga.
Bandingkan
Pendidikan agama di SD tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan orang tua.
Untuk mengetahui apakah baik dan buruknya pribadi seseorang dari tingkah dan lakunya dalam sehari-hari.
Bandingkan
Baik buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari.
d. Padat dan ringkas →padat; gagasan atau pola pikir yang akan diungkapkan tidak tercampur unsur2 lain yang tidak ada hubungannya/tidak diperlukan ringkas; singkat, tidak menggunakan kata-kata yang berlebihan (mubazir).
Contoh ;
Pendidikan agama di sekolah dasar bagaimanapun tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya dukungan yang baik pula dari orang tua murid dalam keluarga.
Bandingkan
Pendidikan agama di SD tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan orang tua.
e. Formal dan Objektif →formal; mengacu pada pandangan bahwa komunikasi ilmiah melalui tulisan ilmiah merupakan komunikasi formal sehingga bahasa yang digunakannya haruslah bahasa yang formal. objektif; dapat diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum.
Contoh ;
Menurut Moeliono mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan. (1989)
Bandingkan
Menurut Moeliono (1989), bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan.
atau
Moeliono (1989) mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan.
f. Gagasan sebagai pangkal tolak → bahasa yang digunakan harus berorientasi pada gagasan atau pola pikir, bukan pada penulis. Gagasan sebagai pangkal tolak terkait dengan objektivitas penulis.
Contoh ;
Kita semua tahu bahwa pendidikan itu di lingkungan keluarga sangat penting dalam menanamkan moral Pancasila.
Bandingkan
Perlu diketahui bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam penanaman moral Pancasila.
g. Penggunaan istilah teknis → bahasa yang digunakan harus berfungsi sebagai wacana teknis, artinya sesuai dengan bidang keilmuannya yang dilengkapi dengan peristilahan teknis yang meliputi penulisan angka, lambang, dan istilah sesuai dengan bidang ilmu.
Contoh;
Hazard Analysis Critical Control Point/HACCP adalah sistem penjaminan mutu dan keamanan pangan yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan pangan internasional Codex Alimentarius Commission untuk diterapkan di industri pangan.
Bandingkan
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah sistem penajaminan mutu dan keamanan pangan yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan pangan internasional Codex Alimentarius Commission (CAC) untuk diterapkan di industri pangan.
h. Konsisten → bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah mulai dari tataran terkecil sampai dengan tataran terbesar dan terluas (keseluruhan struktur bahasa) harus ajeg, yakni taat asas atau selalu menggunakan bentuk-bentuk atau unsur-unsur tersebut dari awal tulisan sampai akhir tulisan.
Contoh ;
Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Untuk mereka yang penting adalah pencabutan embargo senjata.
Bandingkan
Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Bagi mereka yang penting adalah pencabutan embargo senjata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar