Definisi
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh. Berkurangnya kekebalan tubuh itu sendiri disebabkan virus HIV (Human Immunodeficiecy Virus). Pada dasarnya HIV adalah sejenis parasit obligat yaitu virus yang hanya dapat hidup dalam sel atau media hidup. Virus ini biasanya meyukai hidup dan berkembang biak pada sel darah putih manusia. HIV akan ada pada cairan tubuh yang mengandung sel darah putih, seperti darah, cairan plasenta, air mani atau cairaan sperma, cairan sumsum tulang, cairan vaginaa, air susu ibu dan cairaan otak. (www.tempointeraktif.com)
HIV atau Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel – sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut sel T-4 atau disebut juga sel CD-4.
Stadium akhir dari infeksi HIV adalah AIDS. AIDS adalah suatu keadaan dimana penurunan system kekebalan tubuh yang didapat menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh terhadapa penyakit sehingga terjadi infeksi, beberapa jenis kanker dan kemunduran system saraf. Infeksi HIV yang berakhir menjadi AIDS, telah menjadi penyebab utama kematian pada anak – anak. (www.medicastore.com)
C. Etiologi
Penyebab terjadinya infeksi HIV adalah virus HIV-1 atau virus HIV-2. HIV-1 menginfeksi terutama limfosit T CD-4. pengosongan limfosit CD-4 menyebaabkan immunodeficiency. 3 cara penularan virus kepada anak – anak
1. Ketika anak masih berada dalam kandungan
2. Pada saat proses persalinan berlangsung
3. Melalui ASI (www.medicastore.com)
Penularan HIV-1 perinatal merupakan penyebab utama AIDS pediatri. Di Amerika Serikat sekitar 7000 bayi dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi HIV-1 setiap tahun, dan sekitar 2000 bayi menjadi terinfeksi. Ibu – ibu yang menularkan HIV-1 biasanya baik dan mempunyai angka limfosit T CD-4 normal dan sering tidak tahu bahwa mereka mempunyai infeksi HIV-1. peluang untuk pengenalan awal infeksi HIV-1 sering merupakan wanita ddengan kelas sosioekonomi rendah dan mungkin tidak mendapat perawatan prenatal yang cukup. (Nelson,2000).
D. Manifestasi Klinis
Gejala infeksi HIV pada awalnya sulit dikenali, karena seringkali mirip penyakit ringan sehari–hari seperti flu dan diare sehingga penderita tampak sehat. Kadang–kadang dalam enam minggu pertama setelah kontak penularan timbul gejala tidak khas berupa demam, rasa letih, sakit sendi, sakit menelan dan pembengkakan kelenjar getah bening di bawah telinga, ketian dan selangkangan. Gejala ini biasanya sembuh sendiri dan sampai 4 – 5 tahun mungkin tidak muncul gejala. Pada tahun ke-5 atau ke-6, tergantung masing–masing penderita, mulai timbul diare berulang,penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan di mulut dan pembengkakan di daerah kelenjar getah bening. Kemudian pada tahap lanjut akan terjadi penurunan berat bada secara ccepat (10%), diare terus menerus lebih dari satu bulan disertai panas badan yang hilang timbul atau terus–menerus. (www.tempointeraktif.com)
Infeksi sebelum, selama atau segera setelah lahir, tidak langsung menampakkan gejala. Pada 10-20% kasus, gejala baru timbul pada saat anak berumur 1-2 tahun, sedangkan pada 80-90 % kasus, gejalanya baru timbul beberapa tahun kemudian. Sekitar 50% anak – anak yang terinfeksi HIV, terdiagnosis menderita AIDS pada umur 3 tahun. (www.medicastore.cm)
Bayi yang terinfeksi tidak dapat dikenali secara klinis sampai terjadi penyakit berat atau sampai masalah kronis seperti diare, gagal tumbuh, atau kandidiasis oral memberi kesan immunodeficiency yang mendasari. Manifestasi klinis HIV-1 bervariasi karena immunodeficiency sekunder serta keterlibatan multisistem yang disertai dengan infeksi virus kronis persisten. (Nelson,2000)
Gejala awal yang biasa ditemukan pada anak yang terinfeksi HIV adalah sebagai berikut :
1. Pertumbuhan yang jelek, penurunan berat badan, demam yang berlangsung atau berulang, diare yang menetap atau berulang, pembengkakan kelenjar getah bening, pembeasaran hati dan limpa, pembengkakan dan peradangan kelenjar pipi.
2. infeksi jamur yang menetap atau berulang (thrush) di mulut atau daerah yang tetutup popok.
3. infeksi bakteri berulang (misalnya infeksi telinga tengah, pneumonia dan meningitis).
4. infeksi opportunistic virus, jamur dan parasit.
5. Keterlambatan atau kemunduran perkembangan system saraf.
Sejumlah gejala dan komlikasi bisa timbul karena adanya penurunan system kekebalan. Sekitar sepertiga anak–anak yang terinfeksi HIV, menderita peradangan paru (pneumonitis inteestisial limfositik), biasanya pada tahun tahun pertama. Gejalanya berupa batuk aatau pembengkakan ujung jari tangan (clubbing), tergantung beratnya penyakit.
Pneumonia pneumokistik karena organisme Pneumocytis carinii merupakan ancaman yang serius pada anak – anak. Anak – anak yang terlahir dengan infeksi HIV biasanya mengalami serangan pneumonia pneumokistik minimal 1 kali pada 15 bulan pertama. Pneumonia pneumokistik merupakan penyebab utama kematian pada anak–anak dan orang dewasa yang mendeerita AIDS. Pada sejumlah anak – anak yang terinfeksi oleh HIV, kerusakan otak yang progresif menyebabkan anak mengalami gangguan kecerdasan serta memiliki kepala yang ukurannya relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan tubuhnya. 20% dari mereka mengalami penurunan kemampuan sosial dan berbahasa serta penurunan pengendalian otot. Bila terjadi kelumpuhan parsial atau langkahnya menjadi goyah atau ototnya menjadi kaku.
Beberapa anak menderita hepatitis (peradangan hati) dan gagal ginjal atau gagal jantung. Kanker jarang terjadi pada anak – aanak, tetapi kadang ditemukan limfoma non-Hodgkin dan limfoma otak. Sarcoma Kaposi sangat jarang menyerang anak – anak. Bayi yang terlahir dengan HIV biasanya memiliki berat badan lahir yang rendah. Dalam waktu 2-3 bulan, penambahan berat badannya juga jelek. (www.medicastore.com)
E. Stadium HIV/AIDS Pada Anak Menurut WHO
1. Stadium Klinis 1 :
a. Tanpa gejala (asimtomatis)
b. Limfadenopati generalisata persisten
2. Stadium Klinis 2
a. Hepatosplenomehaly persisten tanpa alas an
b. Erupsi popular pruritis
c. Infeksi virus kutil yang luas
d. Moluskum kontagiosum yang luas
e. Infeksi jamur di kuku
f. Ulkus mulut yang berulang
g. Pembesaran parotid persisten tanpa alaasan
h. Eritema lineal gingival (LGE).
i. Herpes zoster
j. Infeksi saluran napas bagian atas yang berulang atau kronis (otitis, media, otore,sinusitis atau tonsillitis).
3. Stadium Klinis 3 :
a. Malnutrisi sedang tanpa alasan yang jelas tidak membaik dengan terapi baku
b. Diare terus menerus tanpa alas an (14 hari atau lebih )
c. Demam terus – menerus tanpa alasan ( di atas 37,5ยบ C, sementara atau terus – menerus lebih dari 1 bulan).
d. Kandidiasis oral terus menerus (setelah usia 6-8 minggu).
e. Oral hairy leukoplakia (OHL).
f. Gingivitis atau periodonitis nekrositing berulkus yang akut
g. Tuberkulosis pada kelenjar getah bening
h. Tuberkulosis paru
i. Pneumonia bakteri yang parah dan berulang
j. Pneumonitis limfoid interstitialis bergejala
k. Penyakit paru kronis terkait HIV termasuk brokiektasis
l. Anemia (<8g/dl), neutropenia (<0,5 x 109/l) dan/atau trombositopenia kronis (<50X 109/L) tanpa alasan.
4. Stadium Klinis 4 :
a. Wasting yang parah, tidak bertumbuh atau malnutrisi yang parah tanpa alasan dan tidak mennaggapi terapi yang baku.
b. Pneumonia Pneumosistis (PCP).
c. Infeksi bakteri yang parah dan berulang (misalnya : empiema, piomisotis, infeksi tulang atau sendi atau meningitis, tetapi tidak termasuk pneumonia). Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial atau kutaneus lebih dari 1 bulan atau visceral pada tempat apapun)
d. Tuberkulosis di luar paru
e. Sarkoma Kaposi
f. Kandidiasis esophagus (aau kandidiasis pada trachea, bronkus atau paru)
g. Toksoplsmosis system saraf pusat (setelah usia 1 bulan)
h. Ensefalopati HIV
i. Infeksi sitomegalovirus : retinitis atau infeksi CMV ynag mempengaruhi organ lain,pada usia lebih dari 1 bulan).
j. Kriptokokosis di luar paru (termasuk meningitis)
k. Mikosis diseminata endemis (histoplasmosis luar paru, kokidiomikosis)
l. Kriptosporidiosis kronis
m. Infeksi mikobakteri non TB diseminata
n. Limfoma serebral atau non-Hodgin sel B
o. Progressive multifocal leucoencephalopathy (PML)
p. Nefropati bergejala terkait HIV atau kardiomiopati bergejala terkait HIV. (www.yayasanspiritia.com)
F. Patofisiologi
HIV tergolong ke dalam kelompok virus yang dikenal sebagai retrovirus yang menunujukkan bahwa virus tersebut membawa materi genetiknya dalam asam ribonukleat (RNA) dan bukan dalam asam deoksirinonukleat (DNA). Virion HIV (partikel virus yang lengkap yang dibungkus oleh selubung pelindung) mengandung RNA dalam inti berbentuk peluru yang terpancung dimana p24 merupakan komponen structural yang utama. Tombil (knob) yang menonjol lewat ddinding virus terdiri atas proten gp120 yang terkait pada protein gp41. bagian yang secara selektif berikatan dengan sel – sel CD4 positif (CD4+) adalah gp120 dari HIV.
Sel-sel CD4 mencakup monosit, makrofag dan limfosit T4 helper (yang dinamakan sel-sel CD4+ kalau dikaitkan dengan infekai HIV); limfosit T4 helper ini merupakan sel yang paling banyak di antara ketiga sel di atas. Sesudah terikat ddengaan membrane sel T4 helper, HIV akan menginjeksikan dua utas benang RNA yang iddentik ke dalam sel T4 helper. Dengan menggunakan enzim yang dikenal sebagai reverse transcriptase, HIV akan melakukan pemrograman ulang materi genetic dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat double-stranded DNA (DNA utas-ganda). DNA akan disatukan ke dalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen.
Silus replikasi HIV dibatasi dalam stadium ini sampai sel yang terinfeksi diaktifkan. Aktivasi sel yang terinfeksi dapat dilaksanakan oleh antigen, mitogen, sitokin (TNF alfa atau interleukin I) atau produk gen virus seperti sitomegalovirus, virus Epstein-Barr, herpes simpleks dan hepatitis. Sebagai akibatnya, pada saat sel T4 yang terinfeksi diaktifkan, replikasi serta pembentukan tunas HIV akan terjadi dan sel T4 akan dihancurkan. HIV yang harus dibentuk ini kemudian dilepas ke dalam plasma darah dan menginfeksi sel – sel CD4+ lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar