BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada usia prasekolah anak mengalami
lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga
secara sosial dan emosional. Anak usia prasekolah ini sedang dalam proses awal
pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang dulunya tidak ada, sekarang
muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yang rentan berbagai
penyakit yang akan mudah menyerang anak usia ini dan menimbulkan masalah yang
dapat mempengaruhi tumbuh kembang jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani
secara baik oleh para praktisi kesehatan yang juga usaha-usaha pencegahan
adalah usaha yang tetap paling baik dilakukan.
Berkaitan dengan uraian diatas maka
dalam makalah ini penulis menguraikan beberapa masalah kesehatan yang banyak
dijumpai pada anak usia ini serta usaha pencegahan dan penanganannya terutama
yang berkaitan dengan tindakan keperawatan dan menyangkut satu masalah yang
paling menonjol sehingga muncul satu diagnosa keperawatan.
Tujuan
Penyusunan makalah ini
bertujuan untuk :
1. Mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan anak
usia prasekolah
2. Mempelajari asuhan kerperawatan keluarga pada anak usia
prasekolah
3. Untuk menamba pengetahuan tentang asuhan keperawatan
keluarga khusunya pada anak usia prasekolah
Manfaat
Penyusun mengharapkan
makalah ini bermanfaat :
1. Bagi mahasiswa agar sebagai
perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu tersebut atau menerapkannya dalam
memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan baik dan benar.
2. Bagi para
pembaca, sebagai bahan bacaan dan referensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Definisi keluarga
1.
Friedman (1998)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional serta individual memepunyai
peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
2. Sayekti
(1994)
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas
dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama
atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau
tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalamsebuah rumah
tangga.
Keluarga adalah sekelompok manusia yang para warganya ter
ikat dengan jalur keturunan.
- Peraturan Pemerintah no.21 tahun 1994 tentang penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri
dari suami-istri, atau suami, istri dan anaknya, suami dan anaknya, atau istri
dengan anaknya.
3.
Burgess dan Locke (1992)
Keluarga
adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat oleh perkawinan
(suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan dalam kasus keluarga
luas terlihat adanya nenek atau kakek dengan cucu.
B.
Tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah
1.
Definisi tumbuh kembang pada anak
a) Pertumbuhan
(Growth)
Berkembangan dengan perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa
diukur dengan ukuran berat (kg/gr) atau ukuran panjang
(meter/centimeter)(Soetjiningsih : 1998).
Perubahan ukuran atau nilai-nilai yang memberikan ukuran
tertentu dalam kedewasaan
Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan
sebagai suatu peningkatan jumlah atau ukuran sel tubuh yang ditunjukkan dengan
adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh (Supartini, Yupi :
2004).
b) Perkembangan
(Development)
Menurut
Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada perubahan yang terjadi
secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi
dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran ( Supartini, Yupi: 2004).
Perkembangan
adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih komleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan (
Soetjiningsih : 1998).
2.
Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah
a)
Pertumbuhan
Beberapa
aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah. Waktu
rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit mendekati
90x/menit dan pernapasan 22-24x/menit. TD meningkat sedikit ke nilai rata-rata
95/58mmH. Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata-rata
pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir.
Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang mereka menjadi dua kali lipat
panjang lahir pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada
ulang tahun kelima mereka. Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan
yang lebih kurus. Kepala sudah mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang
tahun ke enam. Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak
laki-laki sedikit lebih besar dengan lebih banyak otot dan kurang jaringan
lemak. Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada anak-anak berusia dibawah 6 tahun
adalah kekurangan vitamin A dan C serta zat besi. Konsumsi karbohidrat dan
lemak dalam jumlah yang sangat besar dari makanan yang berlemak bisa
menimbulkan kegemukan dan menjadikan anak prasekolah dalm kondisi sangat lapar.
Orang tua dan penberi pelayanan perlu membuat asaha secara sadar untuk membantu
anak prasekolah mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dan mencegah
defisiensi dan kelebihan.
b.)
Perkembangan
1.
Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan
semakin besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya.
2.
Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti
mandi, makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB.
3.
Mulai memahami waktu.
4.
Penggunaan tangan primer terbentuk.
Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud )
Fase
berkembangan psikoseksual untuk anak usia sekolah masuk pada fase falik. Selama
fase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitif.
Anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan mengetahui adanya
perbedaan jenis kelamin.
Negatif
: Memegang genetalia
Oedipus
compleks
Positif
: Egosentris: sosial interaksi
Mempertahankan
keinginan
Perkembangan psikososial ( Eric Ericson )
Fase
perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatf vs rasa
bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara mengkaji lingkungan melalui
kemampuan bereksplorasi terhadap lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri
dan memanipulasi lingkungan. Inisiatif berkembang dengan teman sekelilingnya.
Kemampuan anak berbahasa meningkat. Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas.
Hasil akhir yang diperoleh adalah menghasilkan suatu prestasinya.
Perasaan
bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berpretasi. Rasa bersalah
dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih marah, mengalami regresi,
yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap
jempol.
Perkembangan kognitif ( Jean Piaget )
Fase
berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase praoperasional.
Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap ini didasari sifat
egosentris. Pemikiran di dominasi oleh apa yang dilihat, dirasakan dan dengan
pengalaman lainnya.
Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Prokonseptual
( 2- 4 tahun )
Anak
mengembangkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bermasyarakat. Anak
mulai mengembangkan sebab-akibat, trial dan error dan menginterpretasikan
benda/kejadian. Anak mulai menggunakan sinbulkata-kata, mengingat masa lalu,
sekarang dan yang akan datang.
b) Intuitive
thuoght ( 4-7 tahun )
Anak
mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir timbal balik. Anak
biasanya banyak meniru perilaku orangdewasa tetapi sudah bisa memberi alasan
pada tindakan yang dilakukan.
C. Tugas perkembangan anak usia prasekolah
- Personal / sosial
- Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri
- Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya
- Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak
- Keluarga merupakan kelompok utama
- Kelompok meningkat kepentingannya
- Menerima peran sesuai jenis kelaminnya
- agrsif
- Motorik
- Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih mudah
- Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga
- Melempar bola, tetapi silit uintuk menangkapnya
- Bahasa dan kognitif
- Egosentrik
- Ketrampilan bahsa makin baik
- Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan mengapa?
- Pemecahan masalah sedarhana; menggunakan fantasi untuk memahami, mengatasi masalah.
- Ketakutan
- Pengrusakan diri
- Dikebiri
- Gelap
- Ketidaktahuan
- Objek bayangan, tak dikenal.
D. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah
- Membantu anak untuk bersosialis
- Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus dipenuhi.
- Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
- Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
- Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
- Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
E. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
Pola
pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang
lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi
banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang, yaitu:
1.
Faktor dalam (internal):
1. Genetika
o Perbedaan
ras, etnis, atau bangsa
·
Tinggi badan orang Eropa akan berbeda dengan orang
Indonesiaatau bangsa lainnya, dengan demikian postur tubuh tiap bangsa
berlainan.
o Keluarga
·
Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau
perawakan pendek
o Umur
·
Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap
yang mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya.
o Jenis
kelamin
·
Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan
laki-laki
o Kelainan
kromosom
·
Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom
down.
2. Pengaruh
hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu
saat janin berumur empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat.
Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang
dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itukelenjar tiroid juga
menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi
tulang, gigi, dan otak.
2.
Faktor lingkungan
Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.
- Faktor pranatal
·
Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin,
terutama selama trimester akhir kehamilan
·
Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat
menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club foot
·
Toksin, zat kimia, radiasi
·
Kelainan endokrin
·
Infeksi TORCH atau penyakit menular sesksual
·
Kelainan imunologi
·
Psikologis ibu
2.
Faktor kelahiran
·
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat
menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan
jaringan otak.
3.
Faktor pascanatal
·
Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh
terhadap TUMBANG anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal,
lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan
pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
Masalah-masalah Kesehatan Yang Timbul
Pada Anak Usia Prasekolah,
seperti :
Diare (Gastroenterologi)
Agen pembuka : Bakteri dan virus.
Sumber :
Makanan basi,
beracun, alergi
terhadap makanan
Masa Inkubasi :
Bayi : BAB ≥ 3x / 24 jam
Anak : BAB ≥ 3x / 24 jam
Manifestasi Klinis :
Bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh meninggi
cair dan mungkin
disertai dengan lendir atau darah.
|
Variacela (cacar air)
Agen pembawa :
Variacell Zooster
Sumber : Sekresi primer saluran pernafasan
dan organ terinfeksi, pada tingkatan lesi kulit yang
lebih rendah.
Transmisi :
Kontak langsung terkontaminasi oleh objek penularan.
Masa Inkubasi :
2 –3 minggu biasanya 13-17 hari.
Masa Penularan :
Biasanya 1 hari setelah erupsi lesi (masa awal) sampai 6 hari setelah
banyak muncul vesikel ketika kerak kulit terbentuk.
Manifestasi Klinis :
Tahap Awal :
Demam ringan, malaise, anorexia, pertama kali 24 jam,
ruam dan gatal sekali, mulai muncul makula, dengan cepat
berkembang menjadi papula dan menjadi vesikel (dikelilingi oleh dasar
eritematosus menjadi gelembung,mudah pecah dan membentuk (kerak). Ketiga
tahapan (Papula, vesikel dan kerak kulit) hadir dalam tingkatan berbeda
dalam waktu yang sama.
Distribusi :
Sentripetal, menyebar ke wajah dan tubuh tapi jarang pada tungkai dan lengan.
Gejala :
Elevasi suhu dari limfadenopaty, iritasi dari gatal-gatal.
|
Difhteria
Manifestasi Klinis :
Bervariasi menurut lokasi anatomi
Pseudomembran.
Nasal :
Menyerupai flu, nasal
mengeluarkan serosanguineous mukous
purulent tanpa gejala-gejala
pokok: tampak seperti epistaksis.
Tonsilar/pharyingeal :
Malaise,
anorexia, tenggorokan sakit, sedikit demam, pulse meningkat dari yang
diharapkan selama 24 jam, membran melembut, putih atau abu-abu; timbulnya
limfadenitis jika penyakitnya parah timbul toximea, septik syok, dan
meninggal dalam 6-10 hari.
Lharyngeal :
Demam : serak, batuk, tanpa ada tanda awal, potensial penghambatan jalan
udara, gelisah, cyanosis, retraksi, dyspnieu.
|
Rubeola (campak)
Agent pembawa : Virus
Sumber :
Sekresi saluran nafas,darah dan urine dari orang yang terinfeksi.
Transmisi :
Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
Masa inkubasi : 10 – 20 hari.
Periode penularan :
Dari 4- 5 hari setelah ruam-ruam
muncul tetapi terutama selama tahapan awal (catharal).
Manifestasi klinis :
Fase prodromal :
·
Tidak dijumpai
pada anak-anak, namun dijumpai pada remaja dan dewasa yang ditandai dengan demam
ringan, sakit kepala, malaise,
·
anorexia,
konjungtivitis ringan, coryza, sakit
·
kerongkongan,
batuk dan limfadenopaty. Paling sedikit 1-5 hari, menghilang 1 hari setelah
terjadinya ruam.
Ruam :
·
Pertama kali
muncul di wajah dan dengan segera menyebar keleher, lengan batang tubuh dan
kaki.
·
Diakhiri hari
pertama ditutupi dengan bercak-bercak kemerahan makulo pupalar, biasanya
hilang pada hari ketiga.
Tanda dan gejala :
Demam ringan yang muncul
kadangkadang, sakit kepala, malaise dan limfadenopaty.
|
Pertusis
Agent :
Bordettela pertusis
Sumber :
Masuknya dari saluran pernafasan dari seseorang yang terinfeksi.
Penularan :
Kontak langsung dan droplet.
Masa inkubasi :
5-21 hari, biasanya 10hari.
Perkembangan :
Yang paling besar selama catharal (radang selaput lendir)
sebelum munculnya (kambuhnya kembali dan menghilang pada minggu ke 4
setelah munculnya kembali gejala penyakit).
Manifestasi klinik :
Stadium kataralis
Batuk ringan pada malam hari, anorexia
Stadium spasmodik
Batuk bertambah berat dan terjadi paroximal berupa batuk-batuk khas,
keringat, dilatasi pembuluh darah leher dan muka, muka merah, sianosis.
Stadium konvalensi
Pada minggu ke-4 beratnya serangan batuk berkurang
nafsu makan timbul kembali,
ronchi difus mulai menghilang.
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Anak Prasekolah yang Menderita
Diare
A.
Pengkajian
Pengkajian (Anak Usia 3
Tahun)
o Keluhan Utama : Buang air berkali-kali
dengan konsistensi encer
o Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada umumnya anak mengeluh buang air
cair berkali-kali baik disertai atau tanpa dengan muntah, tinja dapat bercampur lendir dan darah, keluhan
lain yang mungkin didapatkan adalah nafsu makan menurun, suhu badan meningkat,
volume diuresis menurun dan gejala penurunan kesadaran
o Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Meliputi pengkajian riwayat :
- Prenatal
-
Natal
-
Post natal
-
Imunisasi
-
Feeding
-
Penyakit sebelumnya
-
Alergi
-
Obat–obat terakhir yang didapat
-
Tumbuh kembang
o Riwayat Psikososial
Anak sangat
menyukai mainannya, anak sangat bergantung kepada kedua orang tuanya dan sangat
histeris jika dipisahkan dengan orang tuanya. Usia 3 tahun (toddlers) sudah
belajar bermain dengan teman sebaya.
o Aktivitas Sehari-Hari
· Pada usia 3 tahun
sudah diajarkan toilet training.
o Pemeriksaan
Tingkat Perkembangan
·
Motorik Kasar
~
Sudah bisa
naik/turun tangga tanpa dibantu, mamakai baju dengan bantuan, mulai bisa
bersepeda roda tiga.
·
Motorik Halus
~
Menggambat lingkaran, mencuci tangan sendiri dan menggosok gigi
·
Personal Sosial
~
Sudah belajar
bermain dengan teman sebayanya.
B.
Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan
melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan
absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
3. Kecemasan keluarga b.d perubahan status kesehatan anaknya
4. Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis
dan kebutuhan terapi b.d pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi
informasi dan atau keterbatasan kognitif.
C.
Rencana Keperawatan
Dx.1 Kekurangan volume cairan b/d
kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual)
Tujuan : Kebutuhan cairan akan terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi
1. Berikan cairan
oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasi.
2. Pantau intake dan
output.
3. Kaji tanda vital, tanda/gejala
dehidrasi dan hasil pemeriksaan laboratorium
4. Kolaborasi
pelaksanaan terapi definitif
Rasional
1. Sebagai upaya
rehidrasi untuk mengganti cairan yang keluar bersama feses.
2. Memberikan informasi status keseimbangan cairan untuk
menetapkan
kebutuhan cairan pengganti.
3. Menilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan
asam basa
4. Pemberian obat-obatan secara kausal penting setelah
penyebab diare diketahui
Dx.2 : Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria terjadi peningkatan berat badan
Intervensi
1. Pertahankan tirah baring dan pembatasan
aktivitas selama fase akut.
2. Pertahankan status
puasa selama fase akut (sesuai program terapi) dan segera mulai pemberian
makanan per oral setelah kondisi klien mengizinkan.
3. Bantu pelaksanaan pemberian makanan
sesuai dengan program diet
4. Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral
sesuai indikasi
Rasional
1. Menurunkan kebutuhan metabolic
2. Pembatasan diet per oral mungkin ditetapkan
selama fase akut untuk menurunkan peristaltik sehingga terjadi kekurangan
nutrisi.
3. Pemberian makanan sesegera mungkin
penting setelah keadaan klinis klien memungkinkan.
4. Memenuhi kebutuhan nutrisi klien
5. Mengistirahatkan kerja gastrointestinal
dan mengatasi/mencegah kekurangan nutrisi lebih lanjut
Dx.3 : Kecemasan keluarga b/d perubahan
status kesehatan anaknya.
Tujuan : Keluarga mengungkapkan kecemasan berkurang.
Intervensi
1. Dorong keluarga klien untuk
membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik tentang mekanisme koping yang
tepat.
2. Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah
yang umum terjadi pada orang tua klien yang anaknya mengalami masalah yang sama
3. Ciptakan lingkungan yang tenang,
tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam membantu klien.
Rasional
1. Membantu mengidentifikasi penyebab
kecemasan dan alternatif pemecahan masalah
2. Membantu menurunkan stres dengan
mengetahui bahwa klien bukan satu-satunya orang yang mengalami masalah yang
demikian.
3. Mengurangi rangsang eksternal yang
dapat memicu peningkatan kecemasan
Dx.4 : Kurang pengetahuan keluarga tentang
kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d pemaparan informasi terbatas, salah
interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.
Tujuan : Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya, serta
mampu mendemonstrasikan perawatan anak di rumah.
Intervensi
1. Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti
pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang penyakit dan perawatan anaknya.
2. Jelaskan tentang proses penyakit anaknya,
penyebab dan akibatnya terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
aktivitas sehari-hari.
3. Jelaskan tentang tujuan pemberian obat,
dosis, frekuensi dan cara pemberian serta efek samping yang mungkin timbul
4. Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan
perineal setelah defekasi
Rasional
1. Efektivitas pembelajaran dipengaruhi
oleh kesiapan fisik dan mental serta latar belakang pengetahuan sebelumnya.
2. Pemahaman tentang masalah ini penting
untuk meningkatkan partisipasi keluarga klien dan keluarga dalam proses
perawatan klien
3. Meningkatkan pemahaman dan partisipasi
keluarga klien dalam pengobatan.
4. Meningkatkan kemandirian dan kontrol
keluarga klien terhadap kebutuhan perawatan diri anaknya
D.
Implementasi
Melaksanakan tindakan
keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah direncanakan sebelumnya
E.
Evaluasi
Evaluasi merupakan
pengukuran keberhasilan sejauh mana tujuan tersebut tercapai. Bila ada yang
belum tercapai maka dilakukan pengkajian ulang, kemudian disusun rencana,
kemudian dilaksanakan dalam implementasi keperawatan lalau dievaluasi, bila
dalam evaluasi belum teratasi maka dilakukan langkah awal lagi dan seterusnya
sampai tujuan tercapai.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Asuhan
keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk dari asuhan keperawatan
yang bersifat komprehensip karena yang dikaji adalah semua anggota keluarga
dalam satu rumah. Asuhan keperawatan keluarga pada anak usia prasekolah lebih
mengkhususkan pengkajian pada anak usia prasekolah. Anak usia prasekolah adalah
usia yang rentan berbagai macam penyakit. Untuk itu pengawasan pada anak usia
prasekolah sangat penting agar anak tidak terkena penyakit
Saran
Bagi
mahasiswa, sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu ini atau
menerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan baik dan
benar.
DAFTAR PUSTAKA
Berhman, 2000.
Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.
Depkes RI,
(2006). Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Jakarta : Direktorat
Bina Kesehatan Keluarga.
Depkes RI, (2006).
Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: UU RI Nomor 2 Tahun 1999
Soetjiningsih,
(2005). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta
: EGC.
Suherman, (2000). Perkembangan Anak. Jakarta : EGC.
Supartini, (2004).
Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta
: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar