Kapan organ otak mulai terbentuk ?
Otak merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai pusat kontrol dan kendali
atas semua sistem di dalam tubuh. Otak yang juga merupakan pusat kecerdasan
atau pusat kemampuan berpikir ini mulai dibentuk selang beberapa saat setelah
terjadinya konsepsi (proses peleburan inti sel telur dan inti sel sperma).Dalam perkembangan otak, ada periode yang dikenal sebagai periode pacu tumbuh otak ( brain growth spurt ). Yaitu saat dimana otak berkembang sangat cepat. Pada manusia, periode pacu tumbuh otak pertama dimulai ketika usia kehamilan ibu memasuki trimester ketiga. Periode pacu tumbuh otak kedua terjadi setelah si keci lahir hingga ia berusia dua tahun. Multiplikasi sel terjadi pada masa janin.
Berapa berat otak bayi ?
Otak Bayi baru lahir berat 350 gram, setelah satu beratnya mencapai 1.200
gram. Sedangkan sejak lahir hingga usia dua tahun adalah saat neuron (sel
saraf) di korteks otak membentuk sinaps (hubungan antara sel saraf) yang sangat
banyak. Percepatan pertambahan berat otak pada setiap anak berbeda-beda,
tergantung pada faktor genetik dan lingkungannya. Jadi, di masa multiplikasi
dan pembentukan sinaps ini, otak harus mendapat prioritas utama dalam hal
pemenuhan zat-zat gizi sebagai bahan-bahan pembentukannya.Otak bayi bukan miniatur otak dewasa. Ia masih akan menjadi besar dan
berkembang dari otak yang semula imatur menjadi matur.
Selama otak berkembang pesat di tahun-tahun pertama kehidupan anak,
inilah saat paling tepat untuk menstimulasinya. Lalu banyak pertanyaan
muncul, mengapa stimulasi yang interaktif harus diberikan di masa-masa
tersebut. Inilah jawaban yang diberikan Dr. Dwi Putro Widodo Sp.A(K),
M.Med., Ketua Kelompok Kerja Neurologi Anak PP IDAI Pusat, atas
pertanyaan-pertanyaan seputar tumbuh kembang otak bayi.
Berdasarkan hasil penelitian, dibandingkan dengan seluruh berat badan
ternyata berat otak hanya mencapai 2-3 persen. Penelitian juga menyebutkan, otak bayi baru lahir ternyata besarnya sudah mencapai 25 persen dari otak orang dewasa. Kemudian, pada usia satu tahun perkembangannya sudah mencapai 70 persen dari otak dewasa. Pada umur satu tahun juga otak bayi sudah mengandung 100 miliar sel neuron. Dari angka tersebut, sekitar 70-80 persen sel neuronnya telah terbentuk secara lengkap. Memang, sejak bayi dilahirkan sampai berusia 1 tahun terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat sehingga masa ini disebut periode lompatan pertumbuhan otak. Dalam rentang waktu tersebut, sel neuron sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Maka tak salah jika orang tua disarankan memanfaatkan waktu yang berharga ini untuk menstimulasi bayi secara optimal.
Berdasarkan penelitian juga, diketahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan otak anak perempuan ternyata lebih cepat dibandingkan otak anak laki-laki. Sebaliknya, konon otak anak laki-laki lebih besar dibandingkan otak perempuan. Kenapa? Kemungkinan karena faktor genetik
Otak mulai tumbuh dan berkembang sejak bayi masih dalam kandungan, tepatnya setelah usia kehamilan 8 minggu. Susunan saraf pusat atau otak merupakan organ yang pertama kali terbentuk. Pada awalnya dimulai dengan pembentukan lempeng saraf (neural plate) pada sekitar hari ke-16 kehamilan. Kemudian, lempeng saraf ini menggulung membentuk tabung saraf (neural tube) pada hari ke-22. Lalu, mulailah diproduksi sel-sel saraf. Nah, pada hari ke-35 kehamilan atau sekitar minggu kelima, mulai terlihat cikal-bakal otak besar di ujung tabung saraf.
Selanjutnya, terbentuklah batang otak, otak kecil dan bagian-bagian lainnya. Mulai usia delapan minggu kehamilan, terjadilah produksi sel saraf luar biasa cepatnya, kira-kira mencapai 250 ribu per detik. Pertumbuhan dan perkembangan otak juga berlang -sung cepat sekali, terutama mulai di trimester ketiga, kira-kira saat kehamilan berumur 25 minggu hingga anak berusia 2 tahun.
Bagaimana tahap perkembangan otak ?
Proses tumbuh kembang otak sangat kompleks dan melalui beberapa tahapan, yaitu penambahan sel-sel saraf (poliferasi), perpindahan sel saraf (migrasi), perubahan sel saraf (diferensiasi), pembentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya (sinaps), dan pembentukan selubung saraf (mielinasi).
1. Poliferasi ( penambahan sel-sel saraf )
Pada awalnya, bentuk sel saraf (neuron) masih sederhana. Kemudian, mengalami pembelahan sehingga menjadi banyak. Inilah yang disebut proses penambahan (poliferasi) sel saraf. Proses proliferasi ini berlangsung pada usia kehamilan sekitar 4-24 minggu. Proses poliferasi sel saraf selesai/berhenti pada waktu bayi lahir.
2. Migrasi (perpindahan sel saraf )
Setelah proses poliferasi, sel saraf akan mengalami migrasi atau berpindah ke tempatnya masing-masing. Ada yang menempati wilayah depan,belakang, samping, dan bagian atas otak. Waktu terjadi perpindahannya berbeda-beda sesuai program yang sudah dibentuk secara genetik dan alamiah.
Setelah sampai di “rumahnya” masing-masing, sel-sel saraf lalu berkembang. Setiap “rumah” memiliki kurva pertumbuhan sendiri-sendiri. Percepatan pertumbuhannya juga berbeda-beda. Tak heran kalau kemampuan otak setiap anak juga berbeda. Proses migrasi sebenarnya berlangsung sejak kehamilan 16 minggu sampai akhir bulan ke-6. Proses migrasi ini terjadi secara bergelombang. Artinya, sel saraf yang bermigrasi lebih
awal akan menempati lapisan dalam dan yang bermigrasi berikutnya menempati lapisan luar (korteks serebri).
3. Diferensiasi ( perubahan sel saraf )
Pada akhir bulan ke-6 kehamilan, lempeng korteks sudah memiliki komponen sel saraf yang lengkap. Seiring dengan itu juga sudah tampak adanya diferensiasi. Yaitu peru -bahan bentuk, komposisi dan fungsi sel saraf menjadi enam lapis seperti pada orang dewasa. Sel saraf kemudian berubah menjadi sel neuron yang bercabang-cabang dan juga berubah menjadi sel penunjang (sel glia). Sel penunjang ini tumbuh banyak setelah sel saraf menjadi matang dan besar. Fungsi sel glia juga mengatur kehidupan individu sehari-hari.
4. Sinaps ( pembentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya )
Selanjutnya terjadi pembentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya (sinaps). Setelah menjalani mielinisasi (proses pematangan selubung saraf), sinaps makin bertambah banyak.
5. Mielinisasi ( pembentukan selubung saraf )
Proses pematangan selubung saraf (myelin) yang disebut mielinisasi masih terus berkembang. Proses ini terjadi terutama beberapa saat sebelum terjadi kehamilan. Pematangan selubung saraf mencapai puncaknya ketika bayi berumur satu tahun. Setelah bayi lahir terjadi pertumbuhan serabut saraf. Lalu, terjadi peningkatan jumlah sel glia yang luar biasa serta proses mielinisasi. Semua proses tersebut, selain ber -langsung alamiah, juga di pengaruhi oleh stimulasi dan nutrisi. Nah,disinilah pentingnya peranan orang tua pada masa prenatal (kehamilan) dan pascanatal (setelah kelahiran) dalam perkembangan otak anak. Karena itu, jika ibu atau ayah menghendaki si kecil mempunyai otak yang berkualitas, maka perlu memahami tahapan perkembangan otak anak meskipun secara garis besar saja. Persiapan agar anak memiliki otak yang ber -kualitas harus dimulai sebelum kehamilan,selama masa hamil, dan setelah bayi lahir sampai proses perkembangan otak itu selesai.
Apa yang mempengaruhi perkembangan otak?
Yang pasti, tumbuh-kembang otak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Jika kedua faktor ini tak mendukung, maka dengan sendirinya tumbuh-kembang otak jauh dari optimal. Faktor genetik dan lingkungan tak bisa berdiri sendiri, keduanya saling berkaitan dan bergandengan agar otak berkembang dengan baik.
Faktor genetik dipengaruhi juga oleh kondisi kesehatan ataupun gizi saat si kecil masih berupa janin. Jadi, kalau ibu kekurangan gizi, otomatis perkembangan sel-sel saraf dan pertumbuhan jaringan saraf janin pun tidak sebanyak yang harusnya bisa dicapai jika gizi ibu bagus.
Alhasil, otak bayi cenderung kecil dan kemungkinan kemampuan memorinya menjadi sedikit. Proses kerja otaknya juga lebih lamban ketimbang otak yang ukurannya lebih besar. Kelak, perkembangan motorik si kecil akan terlambat dan sehari-hari pun ia terlihat kurang cerdas. Tak heran, jika ibu hamil sangat dianjurkan untuk selalu mengonsumsi makanan yang bergizi.
Faktor lingkungan, dalam hal ini orang tua, juga punya peran yang penting terutama untuk menstimulasi si kecil. Rangsangan yang lebih optimal tentu harus diberikan setelah bayi lahir ketimbang waktu ia masih dalam kandungan. Suara atau belaian orang tua merupakan stimulasi bagi bayi yang dapat mempercepat perkembangan otaknya.
Kenapa otak harus distimulasi ?
Tanpa stimulasi, otak bayi menjadi tidak terolah. Akibatnya, jaringan saraf (sinaps) yang jarang atau tidak terpakai akan musnah. Di sinilah pentingnya pemberian stimulasi secara rutin. Mengapa harus rutin ? Karena setiap kali anak berpikir atau mengfungsi -kan otaknya, maka akan terbentuk sinaps baru untuk merespons stimulasi tersebut. Berarti,stimulasi yang terus-menerus akan memperkuat sinaps yang lama sehingga
otomatis membuat fungsi otak akan makin baik.
Mengenai stimulasi ini, para peneliti di Baylor College of Medicine,Houston, Amerika Serikat menunjukkan bahwa anak yang tidak banyak distimulasi maka otaknya akan lebih kecil 30 persen dibandingkan anak lain yang mendapatkan rangsangan secara optimal. Mana lebih besar pengaruhnya, faktor genetik atau lingkungan?
Pertumbuhan dan perkembangan otak sangat tergantung pada kerja sama
antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Namun, berdasarkan pengamatan, faktor lingkungan ternyata paling banyak berperan dalam menentukan masa depan anak. Contohnya, lingkungan dengan suasana yang baik dan menyenangkan, gizi baik, imunisasi, stimulasi dan kasih sayang yang cukup dapat mengoptimalkan perkem-bangan otak anak.
Apakah kemampuan otak dapat berubah?
Ya, setiap saat kemampuan otak bisa berubah. Pada saat lahir, anak mungkin sehat dan pintar. Namun, jika kemudian anak menderita penyakit, katakanlah radang otak, maka habislah sudah kemampuan otaknya, karena sel-sel yang rusak tidak dapat diganti. Misalnya, anak tak diimunisasi, lalu terkena campak atau penyakit lain yang bisa menyerang otak, maka otaknya juga takkan optimal lagi. Selanjutnya yang bisa dibangun kembali adalah jaringan saraf anak tapi bukan sel otaknya.
Bagaimanakah susunan otak itu?
Secara sederhana, otak dibagi dalam 2 bagian, yaitu otak besar dan otak kecil. Otak besar berperan penting dalam kemampuan berpikir dan tingkat kecerdasan seseorang. Sedangkan otak kecil memiliki tanggung jawab sebagai pengontrol koordinasi dan ke -seimbangan. Selanjutnya, struktur otak terbagi menjadi 2 bagian, yaitu otak kiri dan
kanan. Masing-masing memiliki fungsi berbeda. Otak kiri berkaitan dengan fungsi akademis seperti belajar berhitung (matematika), logika, membaca, menulis, meng -analisa, dan mengembangkan kemampuan daya ingat. Sementara, otak kanan berkaitan dengan kreativitas, seperti seni atau olahraga.
Bagaimana cara menstimulasi otak kiri dan kanan?
Baik otak kiri maupun kanan membutuhkan stimulasi yang seimbang agar fungsi -fungsinya bisa berkembang secara optimal. Tak mungkin hanya merangsang otak kiri atau otak kanan saja. Para pakar psikologi menilai, jika stimulasi dilakukan secara seimbang, maka tak hanya unsur kecerdasan yang akan meningkat melainkan kepribadian anak di kemudian hari.
Contoh menstimulasi otak kiri dan kanan di antaranya ketika ibu menyusui, dendang kanlah lagu-lagu yang terasa nikmat serta belai dan sentuhlah si bayi dengan lembut. Ajak pula si kecil berbicara meskipun ia belum bisa menjawab ucapan ibu atau ayah nya. Nah, melodi dari lagu akan menstimulasi otak kanan bayi, sedangkan lirik lagu yang didendangkan ternyata mampu merangsang otak bagian kiri. Yang jelas, stimulasi terhadap bayi mesti dilakukan dengan suasana gembira, bermain, aman, dan nyaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar