MAKALAH
STANDAR PRAKTEK
KEPERAWATAN NIFAS
DISUSUN SEBAGAI TUGAS AKHIR
MATA AJARAN KEPERAWATAN MATERNITAS
CONTOH KATA PENGANTAR
Seraya
mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan taufiq-Nya
kepada kami sehingga dapat menyusun materi seminar dengan judul : STANDAR
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS.
Tujuan
penyusunan materi tersebut adalah sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah
keperawatan maternitas.
Pada
kesempatan yang baik ini, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Dr. H. Azrul Azwar MPH, selaku
Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, yang telah memberikan
waktu kepada kami untuk melakukan praktek keperawatan maternitas.
2.
Dr. Heyder Tadjudin, selaku
direktur Rumah sakit Umum Pusat Fatmawati, yang telah memberikan kesempatan dan
lahan praktek bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan di RSUP Fatmawati.
3.
Dra. Setyowati, Skp. MApp.Sc.
seaku kordinator mata kuliah maternitas.
4.
Dosen pembimbing klinik maternitas
yang telah meluangkan waktu dan tenaga demi tersusunya dan terselenggaranya
makalah seminar ini.
5.
Sejawat dan semua pihak yang banyak membantu
demi terselesainya penulisan makalah seminar ini.
Akhirnya kritik dan saran yang
bersifat konstruktif kami harapkan untuk perbaikan dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi pelayanan kesehatan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian
ibu maternal di Indonesia masih merupakan masalah nasional. Data yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik,
angka kematian maternal di
Indonesia pada tahun
l986 adalah 450/l00.000 dan pada tahun
l996 390/l00.000
kelahiran hidup (
Jakarta Post, 21 Oktober 1996 ). Angka ini 3-6 kali lebih tinggi dibanding
negara-negara di Asean. Hal ini menunjukkan perlunya usaha lintas program dan
lintas sektoral untuk menurunkan angka kematian ibu.
Sesuai definisi WHO “Kematian maternal
itu sendiri dapat didefinisikan sebagai berikut kematian seorang wanita waktu
hamil atau 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas
dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan.” (Sarwono,
1996).
Beberapa
faktor telah diidentifikasi dapat menyebabkan
kematian maternal, diantaranya adalah masalah yang terjadi pada masa
nifas seperti perdarahan post partum, infeksi masa nifas , kurangnya
pengetahuan dan keterampilan ibu dalam rangka pemeliharaan kesehatan masa
nifas.
Sistem pelayanan keperawatan merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang turut bertanggungjawab untuk
mencegah masalah diatas. Salah
satunya adalah meningkatkan pelayanan
keperawatan terhadap ibu nifas. Agar pelayanan keperawatan menjadi optimal tentunya dibutuhkan suatu
standar praktek keperawatan.
B. Tujuan pembuatan makalah
Untuk
mendeminasikan pengetahuan kepada peserta seminar, agar dapat menambah pengetahuan tentang standar asuhan keperawatan khususnya keperawatan maternitas.
C. Sistematika
penulisan
Untuk makalah seminar ini sistematika
penulisannya adalah sebagai berikut
BAB I Pendahuluan, yang berisi tentang latar
belakang masalah , tujuan dan sistematika penulisan.
BAB II Penyusunan standar asuhan keperawatan nifas.
BAB III
Penutup terdiri dari kesimpulan
dan saran.
BAB II
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN NIFAS.
Dari hasil wawancara dengan 30 orang ibu nifas
diruang perawatan postpartum RSUP Fatmawati didapatkan beberapa masalah keperawatan ibu nifas. Masalah
keperawatan yang diidentifikasi meliputi kurangnya pengetahuan dan keterampilan
ibu nifas tentang cara merawat payu
dara, perineum, meneteki yang benar, nutrisi, program KB. Perawatan bayi
meliputi ; immunisasi, merawat tali pusat dan memandikan, cara mengganti popok,
persaingan antar saudara(sibling) mengenal tanda - tanda bahaya. Apabila masalah-masalah keperawatan diatas
muncul akan menimbulkan suatu masalah kesehatan dan dapat meningkatkan morbiditas ibu nifas, ini akan menyebabkan waktu dan
biaya perawatan masa nifas akan meningkat, yang berarti bisa menimbulkan angka
kematian ibu dan bayi. Masalah
-masalah keperawatan yang timbul pada masa nifas diatas sebetulnya dapat dicegah dengan memberikan asuhan keperawatan yang baik dan benar sesuai
kewenangan perawat. Standar praktek asuhan keperawatan nifas
disusun untuk
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan merupakan suatu kewenangan
melakukan tindakan keperawatan. Tipe standar yang digunakan untuk membuat
standar asuhan keperawatan nifas pada makalah ini menggunakan tipe standar
normatif, berorientasi kepada praktek
keperawatan ideal yang harus diberikan kepada klien nifas.
Dengan pendekatan ini penyusunan
standar praktek asuhan keperawatan nifas digunakan pendekatan proses
keperawatan meliputi ; Pengkajian,
Diagnosa keperawatan, Identifikasi hasil yang diharapkan, Perencanaan,
Implementasi, dan Evaluasi (ANA, 1991)
Teori
keperawatan yang digunakan adalah teori “Self Care Deficit” yang dikemukakan
oleh Dorothea Orem. Filosofi Orem
dikatakan bahwa manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan dalam merawat dirinya
sendiri. Yang dimaksud dengan self care(perawatan mandiri) adalah aktivitas
seseorang untuk menolong dirinya sendiri dalam mempertahankan hidup, kesehatan
dan kesejahteraan. Teori keperawatan ini digunakan sebagai dasar dalam
memberikan asuhan keperawatan nifas. Perawat profesional bertanggung jawab
dalam membantu klien dan keluarga untuk mencapai kemandiriannya. Kemandirian ibu nifas bisa tercapai bila
kegiatan asuhan keperawatan didasari adanya kerjasama yang baik antara perawat dalam memberikan pengetahuan dan
motivasi kepada ibu nifas dalam memenuhi kebutuhan klien ibu nifas.
Beberapa
keuntungan dalam teori bagi ibu nifas
yaitu pengetahuan akan meningkat dan akhirnya ibu dan keluarga akan
mandiri dalam pemeliharaan kesehatannya. Kemandirian pada ibu nifas sangatlah
penting karena setelah pulang,
keluarga harus mampu merawat untuk
mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya.
Berikut ini
penyusunan standart asuhan keperawatan ibu nifas dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan (ANA, 1991).
Pendekatan standar asuhan keperawatan infus dengan
menggunakan format proses keperawatan ( ANA, 1991 ) adalah :
A. Standar I. Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien nifas ditentukan oleh kondisi/kebutuhan
klien saat ini. Pengumpulan data ini dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan dengan menggunakan tehnik-tehnik pengkajian yang tepat
dengan melibatkan klien, keluarga dan tenaga kesehatan lain. Data yang diperoleh dikomunikasikan dan
dicatat secara lengkap.
1. Riwayat ibu nifas
mencakup :
a. Wawancara
- Kebiasaan
- Makanan dan
cairan
- Perubahan
berat badan
- Pola istirahat dan tidur
- Toleransi
aktivitas
b. Pengkajian
psikologi
- Status
emosional
- Pola koping
- Persepsi
terhadap keadaan pasien
c. Pengkajian
fisik
- Personal
higiene
- Status
nutrisi
- Nyeri
- Tanda-tanda
vital
- Keadaan
fisik pada ibu nifas adalah :
* Payu
dara
-
Kekenyalan
-
Puting susu
*
Abdomen
-
Diastasis recti abdominis
-
Striae
*
Gastro intestinal
-
Peristaltik
*
Uterus
-
Tinggi fundus uteri
-
Kontraksi
*
Perkemihan
-
Frekuensi dalam 24 jam pertama
*
Lochea
- Warna
- Encer \ kental
- Bau
- Jumlah
2. Pengumpulan data dari sumber
- Pasien,
keluarga, orang yang terdekat
- Petugas
kesehatan lain
3. Cara pengumpulan data menggunakan metode
- Wawancara
- Observasi
- Inspeksi
- Auskultasi
- Palpasi
Standar II Diagnosa
Diagnosa
keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan yang dikaji dari klien
dan keluarga bersama petugas kesehatan.Data
tersebut dikomunikasikan dan dicatat untuk memudahkan penentuan hasil
dan perencanaan perawatan yang dilaksanakan.
Rasional :
Status kesehatan klien nifas dan keluarga merupakan dasar
untuk menentukan kebutuhan asuhan
keperawatan. Data dianalisa dan dibandingkan dengan nilai normal.
Kriteria Pengukuran
1.
Status kesehatan klien nifas
dibandingkan dengan keadaan normal untuk menentukan adanya penyimpangan.
2.
Kemampuan dan keterbatasan klien
dan keluarga diidentifikasi.
3.
Diagnosa keperawatan berkaitan dan
selaras dengan diagnosa yang dibuat oleh profesi lain yang memberi asuhan pada klien dan keluarga.
Diagnosa
yang sering timbul pada masa nifas antara lain (Bobak, IM Ana Jenzen)
1.
Nyeri sehubungan dengan :
·
Involusi uterus
·
Trauma perineum
·
Episiotomi
·
Perdarahan
·
Pembengkakan payudara
2.
Kurangnya volume cairan sehubungan dengan
·
Perdarahan post partum
3.
Konstipasi dan retensio urine
sehubungan dengan
·
Ketidak nyamanan post
partum
·
Trauma jaringan atau
otot-otot spincter karena persalinan
4.
Resiko cedera sehubungan dengan
·
perdarahan postpartum
·
efek anestesi
5.
resiko tinggi infeksi sehubungan
dengan
·
trauma jaringan setelah
melahirkan
6.
Gangguan tidur sehubungan dengan
·
Kenyamanan postpartum
·
Proses persalinan yang
lemah
·
Merawat bayi
7.
Tidak efektifnya memberikan makan
pada bayi sehubungan dengan
·
gangguan rasa nyaman
·
respon normal fisiologis
8.
menurunnya harga diri sehubungan
dengan
·
pengalaman persalinan yang
lalu
9.
Gangguan menjadi orang tua
sehubungan dengan
·
kurangnya pengetahuan dalam
merawat bayi
10. Cemas sehubungan dengan
·
kurangnya pengetahuan
tentang perawatan mandiri
Standar III
Identifikasi hasil
Identifikasi
hasil ditetapkan dari diagnosa keperawatan berdasarkan kriteria yang dapat
diukur dan dirumuskan dengan melibatkan klien, keluarga dan orang yang terdekat
bersifat realistis dalam hubungannya dengan kemampuan klien saat ini dan
bersifat potensial.
Hasil dapat
dicapai sesuai dengan sumber yang
tersedia bagi klien. Untuk mencapai
hasil harus ditetapkan pula target waktu pencapaian.
Rasional :
Pemantapan hasil yang dicapai merupakan bagian terpenting
dari perencanaan asuhan keperawatan,
Kriteria Pengukuran:
1.
Hasil ditetapkan dari diagnosa
2.
Dirumuskan bersama klien, keluarga
dan tenaga kesehatan lain bila memungkinkan.
3.
Hasil harus nyata sesuai dengan
kemampuan klien saat ini dan kemampuan potensial
4.
Hasil apat dicapai sesuai dengan
sumber yang tersedia bagi klien.
5.
Hasil didokumentasikan sebagai
tujuan yang dapat diukur meliputi perkiraan waktu pencapaian dan memberi arah
bagi kelanjutan keperawatan.
Pada asuhan keperawatan klien nifas dan keluarga dapat
ditetapkan kriteria hasil sesuai dengan diagnosa keperawatan
Kriteria hasil :
1.
Tinggi fundus uteri
1-2
jari pertengahan sympisis dan umbilikus, (selama ± 2 hari akan turun 1 ruas
jari per hari). Setelah 9-10 hari uterus tidak teraba diatas sympisis.
2.
Involusi uterus kembali normal
setelah 6 minggu.
3.
Perineum dikaji setiap 8 jam
dengan posisi sims untuk observasi REEDA
4.
Lochea
5.
Payudara, produksi laktasi
kolostrum pada hari ke 2 dan ke 3
puting
susu menonjol keluar, kebersihannya, tidak ada tanda infeksi
6.
Abdomen, pada postpartum tonus
menurun, lembek,longgar dan lemas, striae alba/nigra, adanya pemisahan otot
rectus abdominis pada dua minggu pertama postpartum
7.
Gastrointestinal. pada 2 - 3
hari umumnya terjadi konstipasi. Klien
merasa sangat haus dan lapar
8.
Traktus urinarius, BAK dalam 24
jam pertama terjadi diuresis, B.a.k. harus dalam 6-8 jam setelah melahirkan.
9.
Ektremitas bawah, tidak adanya
tromboflebitis dan tromboemboli.
10. Istirahat dan tidur, tidak mengalami kesulitan.
11. Psikososial, melihat kemampuan adapatasi ibu menurut Rubbin.
·
Taking in, timbul pada jam pertama kelahiran sampai 2-3 hari
Refleksi
tentang kehamilan dan proses persalinan
Berfokus
pada diri sendiri, perlu tidur dan makan
Dependen
tergantung dan pasif
Bertanya-tanya
tentang bayinya
·
Taking hold. fasenya sampai dengan dua minggu
Merawat
diri sendiri
Tidak
sabar atas ketidak nyamananya
Fokus
melibatkan bayi dan ingin merawat (independen)
Dapat
menerima tanggung jawab
Waktu
yang baik untuk penyuluhan
·
Letting go, fase 3-4 minggu
Merasa
ada yang hilang karena tidak hamil
Memandang
bayi sebagai bagian dari dirinya yang terpisah
Emosional
·
Sosial keluarga
Respon
ayah
Adaptasi
sibling
Interaksi
keluarga
Adanya
pembagian tugas
Standar IV Perencanaan
Perencanaan
asuhan keperawatan menggambarkan intervensi untuk mencapai hasil yang
diharapkan, perencaan ini meliputi tujuan yang dibuat berdasarkan asuhan
keperawatan, prioritas dan pendekatan-pendekatan tindakan keperawatan yang
ditetapkan.
Rasional :
Tindakan keperawatan direncanakan untuk meningkatkan,
memelihara dan memperbaiki kesejahteraan klien.
Perencanaan terhadap aktivitas, pergerakan tubuh
istirahat/tidur dan keamanan.
1.
Hygiene dan kenyamanan fisik yang
meliputi :
·
Kebutuhan kebersihan tubuh
·
Perawatan mulut
·
Perawatan rambut
·
Perawatan buah dada
·
Perawatan perineum
·
Perawatan rektal
·
Kebersihan tempat tidur
2.
Aktivitas dan kegiatan tubuh yang
meliputi :
·
Ambulasi
·
Latihan aktif maupun pasif
·
Posisi yang menyenangkan
3.
Istirahat dan tidur
4.
Keamanan, meliputi :
·
Perhatian keamanan klien
pada saat melakukan pergerakan.
·
Keamanan klien pada saat
dipindahkan
·
Perhatikan kondisi
lingkungan yang membahayakan klien.
·
Mencegah infeksi.
·
Rambu-rambu tanda keamanan.
·
Menggunakan alat pengaman
pada pemakaian alat elektronik.
·
Gunakan label pada tempat
obat yang dipergunakan.
Untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan nutrisi, keseimbangan
cairan dan elektrolit, eliminasi, kebutuhan oksigen, mekanisme regulasi, fungsi
kognitif/sensori, respon fisiologis dan terapi dan lainnya. Menetapkan
intervensi diperlukan untuk mengetahui respon tubuh selama kehamilan dan
melahirkan .
1.
Nutrisi, keseimbangan cairan dan
elektrolit
·
Catat cairan yang keluar
dan masuk
·
Status elektrolit diperoleh
dari pengkajian klien dan hasil laboratorium
·
Kaji terapi intra vena jika
klien mendapatkan Intra vena Fluid Drip (IVFD)
2.
Eliminasi :
·
Buang air besar
·
Kaji eliminasi
·
Kaji pemberian laksatif
3.
Perkemihan
·
kaji pemberian diuretik
·
Kaji drainase vagina
4.
Fungsi kognitif/sensori
·
Mengkaji persepsi sensori
secara baik
5.
Respon fisiologis
·
Observasi : warna kulit,
tanda vital, kesadaran, reaksi verbal dan tinggi fundus uteri.
Perawat memberikan dukungan pada klien dan keluarga untuk
reaksi emosional klien postpartum.
1.
Kebutuhan emosional :
·
Memberikan dukungan pada
klien
·
Respek terhadap klien
·
Sebagai pendengar yang baik
·
Observasi dan mencatat
tingkah laku
·
Berikan dorongan pada
keluarga
2.
Kebutuhan spiritual :
·
Bantu klien untuk informasi
pelayanan religius yang ada di rumah sakit
·
Perawat membantu klien dan
keluarga selama fase pertengahan postpartum
·
Dapat mengambil keputusan
untuk memnuhi kebutuhan klien.
3.
Informasikan dan motivasi kepada
klien dan keluarga :
·
Membantu dalam orientasi
lingkungan
·
Memberitahukan klien
sebelum dilakukan pemeriksaan
·
Mengembangkan rencana
perawatan klien
·
Demonstrasikan perawatan
mandiri selama periode postpartum dan perawatan bayi selama perioda infant
·
Bantu klien dan keluarga
dalam perawatan dirumah
·
Belajar secara menetail
tentang situasi hidup dan kembali kearah realita
·
Rencanakan rujukan bila
perlu
·
Diskusikan rencana
selanjutnya dengan anggota kesehatan lain, klien dan anggota keluarga.
Standar V Implementasi
Implementasi
merupakan intervensi yang diidentifikasi dari rencana keperawatan bersifat
konsisten dengan rencana keperawatan
yang dibuat serta didokumentasikan.
Rasional :
Klien dan keluarga secara terus-menerus dilibatkan dalam
asuhan keperawatan untuk meningkatkan dan pemeliharaan kesehatan.
Kriteria :
1.
Tindakan keperawatan :
·
Konsiten dengan rencana
asuhan keperawatan.
·
Didasarkan pada prinsip
ilmiah
·
Bersifat individu spesifik
untuk situasi tertentu
·
Digunakan untuk menciptakan
lingkungan yang aman dan terapiutik
·
Memberikan kesempatan
belajar mengajar pada klien
·
Memanfaatkan berbagai
sumber yang tepat
2.
Tindakan keperawatan ditentukan
oleh kondisi fisik, fisiologis, psikologis dan perilaku sosial klien.
Standar VI Evaluasi
Evaluasi
bersifat sistematis dan berkesinambungan yang digunakan untuk merevisi diagnosa
hasil dan rencana keperawatan yang dibutuhkan berdasarkan respon klien terhadap
intervensi yang didokumentasikan.
Dalam evaluasi ini klien, keluarga dan petugas kesehatan
ikut terlibat.
Rasional :
Proses keperawatan tetap sama tetapi masukan berupa
informasi baru dapat mengarahkan kepada pendekatan baru.
Kriteria Pengukuran :
1.
Pengkajian ulang diarahkan oleh
tercapai tidaknya tujuan.
2.
Prioritas dan tujuan baru
diterapkan secara pendekatan keperawatan lebih lanjut dilakukan dengan tepat
dan akurat.
3.
Tindakan keperawatan yang baru
ditetapkan dengan tepat dan cermat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perawat
dapat mensukseskan program nasional yakni menurunkan angka kematian maternal
yang tinggi dengan cara memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas /
profesional. Oleh karena itu perawat bertanggung jawab untuk melakukan asuhan
keperawatan berdasarkan standart praktek keperawatan yang ditetapkan oleh
institusi.
Standart
praktek keperawatan ibu nifas diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan disuatu institusi penyusunan ini.
Tipe standar
asuhan keperawatan nifas yang disajikan adalah tipe normatif yang dijadikan
sebagai pedoman. Pelaksanaan asuhan keperawatan yang ideal terhadap
masalah-masalah nifas dengan menggunakan standar proses, secara sistematis
mulai dari pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan, mengidentifikasi
masalah, membuat perencanaan, menentukan implementasi sampai melakukan evaluasi
terhadap ibu nifas.
Teori
keperawatan menggunakan teori self care
deficit dari Orem menekankan perawatan
mandiri dari ibu nifas dan keluarga. Dengan demikian ibu dan keluarga mampu mengembangkan
kemandiriannya dalam memelihara kesehatan dan kesejahteraanya.
B. SARAN
Untuk
menjalankan standar asuhan keperawatan nifas seyogyanya dilakukan secara
kerjasama dengan tenaga kesehatan lain dan klien serta disesuaikan dengan
keadaan setempat.
Agar
pelaksanaan asuhan keperawatan dapat dilaksanakan dengan maksimal dan standart
praktek keperawatan nifas disusun dengan cara kerja sama yang didukung oleh
institusi keperawatan.
Dengan
menggunakan standar praktek keperawatan
nifas secara konseptual sesuai standar proses pada klien nifas kami menyarankan
untuk rekan-rekan seprofesi, untuk melaksanakannya sebagai landasan dalam
melakukan asuhan keprawatan.
Melaksanakan
standar praktek asuhan keperawatan nifas dengan penuh rasa tanggung jawab dan
profesional.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Beare, P.
G. ed.(1994). Davis’s NCLEX - PN Review,
hal 367-368. Philadelphia. FA Davis Company.
Haris, C.
H. (1993)., Legal and Ethical Issues. dalam Bobak, I. M dan Jenzen, M.D
Maternity and Gynecologid Care: The Nurse and The Family. ed. 5. st.
Louis. CV Mosby Co.
ANA. (1991). Standart of Clinical Nursing
Practise, Washington, D. C, American Nurses Publishing.
Orem, D. E.
(1971), Nursing Concepts of Practise, New York Mc. Graw - Hill
Prawiroharjo.
S (1992), Ilmu Kebidanan,
Jakarta.Yayasan Bina Pustaka.
Irawati, D.
(1996), Standart Praktek Keperawatan, Tidak dipublikasikan, Jakarta; Bahan Kuliah FIK-UI.
Sahar, J.
(1996), Standart Praktek Keperawatan, Disampaikan pada kuliah Manejement
Keperawatan, Jakarta. FIK - UI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar