blog mihardi77

blog mihardi77

Kamis, 09 Januari 2014

Askep Keluarga Dengan Balita



A.    Landasan Teori
                        Pada usia Toddler dan prasekolah anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia toddler dan prasekolah ini sedang dalam proses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang dulunya tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yang rentan berbagai penyakit yang akan mudah menyerang anak usia ini dan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh para praktisi kesehatan yang juga usaha-usaha pencegahan adalah usaha yang tetap paling baik-dilakukan.
           Berkaitan dengan uraian diatas maka dalam makalah ini penulis menguraikan beberapa masalah kesehatan yang banyak dijumpai pada anak usia ini serta usaha pencegahan dan penanganannya terutama yang berkaitan dengan tindakan keperawatan dan menyangkut satu masalah yang paling menonjol sehingga muncul satu diagnosa keperawatan.

1. Konsep Dasar
    Periode Eraly Childhood yaitu sejak umur 1 tahun sampai dengan 6 
    tahun dibagi atas :
    a. Toddler : umur 1 /sd 3 tahun
    b. Preschool : umur 3 s/d 6 tahun

2. Perkembangan Fungsi Mental dan personality
    a. Fase oral (0-1 tahun)
       Positif
    - Memberikan kepuasan/kesenangan
    - Menghisap, menelan, memainkan bibir
    - Makan kenyang, tidur
       Negatif
    - Mengigit, mengeluarkan air liur
    - Marah, menangis.

    b. Fase anal (1-3 tahun)
      Dengan tubuh memberi kepuasan berkisar sekitar anus
      Positif :
        - BAB/BAK dan senang melakukannya sendiri
      Negatif :
       - Anak akan menahan dan mempermainkannya

    c. Fase phalic (3-6 tahun)
      - Memegang genetalia
      - Oedipus complex
    Positif :
    - Egosentris : sosial interaksi
    - Mempertahankan keinginanya.

3. Perkembangan Psikosial (Ericson)
    a. Percaya vs tidak percaya (0-1 tahun)
         - Semua kebutuhan mutlak tergantung pada orang lain
         - Rasa aman dan percaya mutlak pada lingkungan
    b. Otonomi vs rasa malu-malu/ragu-ragu (1-3 tahun)
        - Alat gerak dan rasa, telah matang
        - Perkembangan otonomi berfokus pada peningkatan kemampuan  
           mengontrol tubuhnya, diri dan lingkungan.
        - Menyadari bahwa ia dapat menggunakan kekuatannya untuk bergerak  
          dan membuat sesuatu sesuai dengan keinginannya.
    c. Inisiatif vs rasa bersalah (3-6 tahun)
        - Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan
        - Rasa inisiatif mulai menguasai anak
        - Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas
        - Kemampuan anak berbahasa meningkat
        - Rasa kecewa dan bersalah.

4. Perkembangan Kongnitif (Piaget)
    a. Sensori motorik (lahir – 2 tahun
    - Menggunakan sistem pengindera, motorik dan benda-benda untuk
       mengenal lingkungan.
    b. Pre operasional (2-7 tahun)
    - Anak mampu menggunakan simbol kata-kata, mengingat masa lalu,
      sekarang dan yang akan datang.
5. Pertumbuhan dan Perkembangan Usia Toddler
       - Masa mengeksplorasi lingkungan
       - Tugas tahap ini sukses membutuhkan trust pada saat bayi dan       
          bimbingan orang tua.

6. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pra Sekolah (3-5 Tahun)
      - Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin
         besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya.
      - Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri : mandi, makan,
        minum, mengosok gigi, BAB dan BAK, dll.

B.       Tahap perkembangan keluarga dengan BALITA
1.         Tahap Keluarga dengan Childbearing/melahirkan:
       • Dimulai dengan kelahiran s/d umur 30 bln
       • Orang tua menjalankan peran baru
       • Peran ini awalnya sulit karena :
                    -          Perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua baru
                    -          Kurangnya bantuan dari keluarga
                  -          Nasehat yang menimbulkan konflik
                  -          Tidur kurang karena anak rewel
       Faktor yang menyulitkan (Bradt 1988) :
       • Banyaknya wanita yang bekerja
       • Naiknya angka perceraian dan masalah perkawinan
       • Penggunaan alat kontrasepsi dan aborsi yang sudah lazim
       • Meningkatnya biaya perawatan anak
       Masalah yang sering terjadi :
       • Kesulitan dalam perawatan anak
       • Suami merasa diabaikan
       • Terdapat peningkatan perselisihan
       • Interupsi dalam jadwal yang terus menerus
       • Kehidupan sosial dan seksual terganggu
       Tugas perkembangan keluarga dengan tahap Childbearing/ melahirkan :
       • Membentuk keluarga muda yang bahagia
       • Penyesuaian tugas baru
       • Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
       • Memperluas persahabatan dengan keluarga besar/teman
       • Mendidik anak berdasar agama

2.         Tahap Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
·      Anak I berumur 2,5 th s/d 5 th
·      Keluarga menjadi majemuk
·      Kesibukan orangtua meningkat
·      Kelompok bermain sangat membantu dalam perkembangan anak
Tumbuh Kembang Balita
 Toddler (1-3)
·         Biologis ( ↑ BB, TB)o
·         Motorik (berjalan, lari,memegang benda)o
·         Psikososial : otonomi vs ragu – ragu negativism dari otonomi → tempertantrum, Siblingo
·         Kognitif : prekonseptual, egosentriso
·         Psikoseksual : fase anal; toilet trainingo
·         Sosial : bermain, ↑ sosialisasio
Pra sekolah (3 – 5 tahun)
• Biologis : pertumbuhan fisik lambat
• Motorik : menulis, memakai/melepas baju
• Psikososial : Inisiatif vs rasa bersalah bereksperimen, sosialisasi > luas, meniru
• Kognitif : prekonseptual, intuitive
• Psikoseksual : oedipal, elektra kompleks
• Sosial : berdiskusi dengan orangtua
Tugas perkembangan keluarga tahap  Keluarga dengan Anak Pra Sekolah :
• Memenuhi kebutuhan anggota keluarga
• Membantu anak untuk sosialisasi
• Beradaptasi dengan anak ke 2
• Pembagian waktu untuk individu, pasangan, keluarga
• Pembagian tanggungjawab anggota keluarga
• Merencanakan kegiatan untuk stimulasi tumbang anak
Masalah kesehatan pada keluarga dengan anak pra sekolah :
• Masalah kesehatan fisik pada anak ; sakit, jatuh
• Kes psikososial : hubungan perkawinan
• Persaingan kakak – adik
• Masalah komunikasi keluarga
• Masalah pengasuhan anak,

C.       Proses Keperawatan Keluarga Dengan Balita
1.    Pengkajian
a.    Pengkajian pada keluarga :
-          Identitas : nama KK, alamat, pekerjaan
-          Riwayat dan tahap perkembangan
-          Lingkungan : rumah, lingkungan, sistem sosial
-          Struktur keluarga : komunikasi, peran anggota
-          Fungsi Keluarga
-          Penyebab masalah keluarga dan koping
-          Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
b.   Pengka    jian pada balita:
-          Identitas anak
-          Riwayat kehamilan, persalinan
-          Riwayat kesehatan bayi
-          Pertumbuhan dan perkembangan
-          Pemeriksaan fisik
-          Berapa lama waktu bersama orangtua
-          Siapa pengasuh anak

2.    Diagnosa Keperawatan
a.       Perubahan hubungan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anak yang sakit berat.
b.      Hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anak.
c.       Meningkatnya kemandirian anak.
d.      Pemeliharaan kesehatan yang optimal.
e.       Hubungan keluarga yang harmonis.

3.    Intervensi
a.       Diskusikan tentang tugas keluarga
b.      Diskusikan penyebab ketidakharmonisan
c.       Identifikasi sumber dukungan yang ada
d.      Ajarkan cara merawat anak
e.       Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka
f.       Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga

D.       Masalah-Masalah Kesehatan Yang Timbul Pada Anak Usia Toddler dan Pre-School (BALITA)

No
MASALAH / PENYAKIT
MANAJEMEN
TERAUPETIK
DAN KOMPLIKASI
PERTIMBANGAN
KEPERAWATAN
1.
Diare
(Gastroenterologi)
agen pembuka :
Bakteri dan virus.
Sumber :
Makanan basi,
beracun, alergi
terhadap makanan
Masa Inkubasi :
Bayi : BAB ≥3x / 24
jam
Anak : BAB ≥3x / 24
jam
Manifestasi Klinis :
Bayi dan anak menjadi
cenggeng, gelisah,
suhu tubuh meninggi
cair dan mungkin
disertai dengan lendir
atau darah.
Komplikasi :
Dehidrasi
Renjatan hipovelemik
Hypocalanta
Intoleransi laktosa
sekunder
Kejang
Malnutrisi energi
protein.
Obat:
Anti sekresi
Anti spasmolitik
Pengeras tinja
Anti biotika
Memberikan
cairan
Diatelik
(pemberian
makanan)
2.
Variacela (cacar air)
Agen pembawa :
Variacell Zooster
Sumber :
Sekresi primer saluran
pernafasan dan organ
terinfeksi, pada
tingkatan lesi kulit
yang lebih rendah.
Transmisi :
Kontak langsung
terkonta minasi oleh
objek penular an.
Masa Inkubasi :
2 – 3 minggu
biasanya
13- 17 hari.
Masa Penularan :
Biasanya 1 hari
setelah erupsi lesi
(masa awal) sampai 6
hari setelah banyak
muncul vesikel ketika
kerak kulit terbentuk.
Manifestasi Klinis :
Tahap Awal :
Demam ringan,
malaise, anorexia,
pertama kali 24 jam,
ruam dan gatal sekali,
mulai muncul makula,
dengan cepat
berkembang menjadi
papula dan menjadi
vesikel (dikelilingi oleh
dasar eritematosus
menjadi
gelembung,mudah
pecah dan membentuk
(kerak). Ketiga
tahapan (Papula,
vesikel dan kerak
kulit) hadir dalam
tingkatan berbeda
dalam waktu yang
sama.
Distribusi :
Sentrifetal, menyebar
ke wajah dan tubuh
tapi jarang pada
tungkai dan lengan.
Gejala :
Elevasi suhu dari
limfade nopaty, iritasi
dari gatal-gatal.
Kekhususan :
Biasanya tidak ada, agent
anti viral (ocyclovir) untuk
resiko tinggi anak
terinfeksi, Varicella
Zooster immunoglobin
(VZIG) setelah pembukaan
pada anak yang beresiko
tinggi.
Obat :
Diphenhidramin
hydrokhlorida atau anti
histamin untuk
menghilangkan gatak ;
perawat an kulit untuk
mencegah infeksi bakteri
kedua.
Komplikasi :
Infeksi pada tahap
kedua (bisu, selulitis,
pneumoni,sepsis).
Enchepalitis
Varicella Pneumoni
Peredaran Varicella
(perdarahan kecil pada vesikel dan ptekia pada
kulit).
Kronik atau transsient
trombositopenia.
Lakukan isolasi
ketat dirumah
sakit.
Isolasi anak
dirumah sampai
vesikel mengering
(biasanya 1
mingus etelah
terinfeksi) dan
isolasi anak yang
beresiko tinggi
terinfeksi.
Beri perawatan
kulit; mandi dan
berganti pakaian
setiap hari, beri
olesan lotion;
calamine; potong
dan bersihkan
kuku.
Mengurangi gatalgatal.
Hindari mengupas
kulit kerak yang
menggosok dan
membuat iritasi.
3.
Difhteria
Manifestasi Klinis :
Bervariasi menurut
lokasi anatomi
Pseudomembran.
Nasal :
Menyerupai flu, nasal
mengeluarkan serosan
guineous mukous
purulent tanpa gejalagejala
pokok: tampak
seperti epistaksis.
Tonsilar /
pharyingeal :
Malaise, anorexia,
tenggo rokan sakit,
sedikit demam, pulse
meningkat dari yang
diharapkan selama 24
jam, membran
melembut, putih atau
abu-abu; timbulnya limfadenitis jika
penyakitnya parah
timbul toximea, septik
syok, dan meninggal
dalam 6-10 hari.
Lharyngeal :
Demam : serak,
batuk, tanpa ada
tanda awal, potensial
penghambatan jalan
udara, gelisah,
cyanosis, retraksi
dyspniec.
Antitoksin (biasanya
melalui intravena
diawali dengan test
kulit dan konjungtiva
untuk me ngetes
sensitifitas terhadap
serum.
Antibiotik (penisillin
atau erythromycin.
Bedrest total
(pencegahan
miokarditis)
Tracheostomy untuk
penghambatan jalan
udara.
Perawatan carrier dan
kontak terhadap orang
yang terinfeksi.
Komplikasi :
Miokarditis (minggu
kedua) Neuritis.
Lakukan isolasi
ketat di rumah
sakit.
Berpartisipasi
pada test
sensitifitas; beri
epineprin jika
ada.
Beri antibiotik,
amati tandatanda
sensiti fitas
terhadap peni
silin.
Gunakan suction
jika perlu
Beri perawatan
komplit untuk
memproleh
bedrest.
Atur kelembaban
untuk pencairan
optimum sekresi.
Amati respirasi untuk tanda-tanda
penghambatan.
4.
Rubeola (campak)
Agent pembawa :
Virus
Sumber :
Sekresi saluran nafas,
darah dan urine dari
orang yang terinfeksi.
Transmisi :
Kontak langsung
dengan orang yang
terinfeksi.
Masa inkubasi :
10 – 20 hari.
Periode penularan :
Dari 4- 5 hari setelah
ruam-ruam muncul
tetapi terutama
selama tahapan awal
(catharal).
Manifestasi klinis :
Fase prodromal :
Tidak dijumpai pada
anak-anak, namun
dijumpai pada orang
remaja dan dewasa
yang ditandai dengan
demam ringan, sakit
kepala, malaise,
anorexia,
konjungtivitis ringan,
coryza, sakit
kerongkongan, batuk
dan limfadenopaty.
Paling sedikit 1-5 hari,
menghilang 1 hari
setelah terjadinya
ruam.
Ruam :
Pertama kali muncul di
wajah dan dengan
segera menyebar
keleher, lengan batang
tubuh dan kaki.
Diakhiri hari pertama
ditutupi dengan
bercak- bercak
kemerahan makulo
pupalar, biasanya
hilang pada hari
ketiga.
Tanda dan gejala :
Demam ringan yang
muncul kadangkadang,
sakit kepala,
malaise dan
limfadenopaty.
Tidak ada perawatan lain
yang perlu kecuali
antipiretik untuk demam
dan analgesik untuk nyeri.
Komplikasi :
Jarang terjadi (arthtritis,
enchepalitis, atau
purpura); penyakitpenyakit
menular yang
sering dijumpai pada masa
anak-anak; bahaya
terbesar adalah efek
teratogenik pada janin.
Yakinkan
orangtua bahwa
vesikel-vesi kel
adalah suatu
proses penyakit
yang alami pada
anak-anak yang
terinfeksi.
Gunakan
sentuhan lembut
jika diperlukan.
Jauhkan anak dari
wanita hamil.







E.       Bimbingan Selama Fase Toddler dan Pre School (BALITA)
BIMBINGAN SELAMA FASE
TODDLER
BIMBINGAN SELAMA FASE
PRE- SCHOOL
        Usia 12 – 18 Bulan
−Persiapkan ortu adanya perubahan
tingkah laku pada masa toddler,
terutama negativisme dan
ritualisme.
−Hitung kalori makanan yang biasa
diberikan pada anak dan
berangsur-angsur hentikan
makanan dari botol dan tingkatkan
makanan dalam bentuk yang
padat.
−Kaji pola tidur dan kebiasaan
sebelum tidur, botol/dot adalah
penyebab utama carries pada gigi
anak.
−Apakah ada penundaan pada waktu tidur.
−Persiapkan orangtua tentang
kemungki nan bahaya dalam
rumah seperti keracunan atau
terjatuh.
−Tekankan tentang pentingnya
orang tua saling berkomunikasi
(briefing).
−Bicarakan mengenai permainanpermai
nan baru yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
kemampuan motorik, bahasa,
kognitif dan sosial.
−Tekankan perlunya untuk
memeriksakan gigi anak,
bagaimana tipe gigi, kebersihan
gigi, kebiasaan makan yang
mendukung terjadinya carries pada
gigi.
−Tekankan tentang pentingnya
mengkonsumsi suplemen yang
mengandung fluorida.
Usia 18 – 24 Bulan
−Tekankan tentang pentingnya
teman sebaya dalam bermain.
−Persiapkan untuk datangnya adik
baru (sibling), tekankan tentang
pentingnya menyiapkan anak
untuk pengalaman baru.
−Bicarakan tentang berbagai
metode untuk mendisiplinan anak,
keefektifan metode tersebut dan
eksplorasi keadaan orangtua
tentang negatisme pada anak;
tekankan bahwa negatifisme
merupakan aspek penting dalam
pengembangan diri dan
kemandirian anak.
−Bicarakan tentang tanda-tanda
kesiapan anak utnuk melakukan
toliet training, tekankan tentang
pentingnya menunggu kesiapan
fisik dan piskologis anak, bicarakan
tentang kemungkinan timbulnya
rasa takut anak, seperti terhadap
gelap dan suara-suara tertentu.
−Kaji kemampuan anak untuk
berpisah dengan orangtua dan
kemampuan menghadapi situasi
yang tidak familiar dengannya.
−Beri kesempatan pada orantua
untuk mengucapkan perasaannya,
keletihan, frustasi dan kemarahannya.

Usia 24 – 36 Bulan
−Bicarakan pentingnya peniruan
pada anak dan perlunya
melibatkan anak dalam berbagai
aktifitas.
−Bicarakan tentang pendekatan
yang dilakukan untuk toilet
training dan harapan-harapan
yang realistik.
−Tekankan keunikan proses berfikir
pada toddler, terutama bahasa
yang digunakan, pemahaman yang
kurang tentang waktu dan
ketidakmampuan melihat peristiwa
dari perspektif orang lain.
−Tekankan untuk menanamkan
kedisiplinan secara kongkrit.
                       Usia 3 Tahun
−Persiapkan orang tua untuk
peningkatan ketertarikan anak
dalam hubungan yang lebih luas.
−Anjurkan untuk mendaftarkan
anak ke TK.
−Tekankan tentang pentingnya
pengaturan waktu,
−Anjurkan orangtua untuk
menawarkan pilihan-pilihan ketika
anak sedang ragu/bimbang.
−Perubahan pada usia 3 ½ tahun :
anak akan menjadi kurang
koordinasi (antatorik dan emosi),
gelisah dan menunjukkan
perubahan tingkah laku seperti bicara gagap.
−Orang tua harus memberikan
perhatian yang extra sebagai
refleksi dari kegelisahan emosi
anak dan rasa takut anak
kehilangan kasih sayang orang
tua.
−Ingatkan orang tua tentang
keseimbangan yang telah dicapai
pada usia 3 tahun akan berubah
menjadi tingkah laku yang agresif
pada usia 4 tahun.
−Antisipasi tentang adanya
perubahan nafsu makan, seleksi
makanan anak.
−Tekankan tentang perlunya
perlindungan dan pendidikan
untuk mencegah cedera.



Usia 4 Tahun
−Persiapakan pada tingkah laku
anak yang lebih agresif, termasuk
aktivitas motorik dan penggunaan
bahasa-bahasa yang
mengejutkan.
−Bersikap menentang terhadap
orangtua
−Explorasi perasaan ortu
berkenaan dengan tingkah laku
anak.
−Masukkan anak ke TK
−Persiapan untuk peningkatan
keinginan tahuan anak tentang
sex.
−Tekankan tentang pentingnya
menanamkan disiplin pada anak.
−Anjurkan untuk belajar berenang
jika belum dilakukan pada usia
sebelumnya.
−Adanya mimpi buruk; beritahu
orangtua bahwa anak, sering anak
terbangun karena adanya mimpi
yang menakutkan.
−Tenangkan Ibu, bahwa masa yang
tenang pada anak dimulai pada
usia 5 tahun.





Usia 5 Tahun
−Masa tenang pada usia 5 tahun
−Siapkan anak untuk memasuki
lingkungan sekolah.
−Pastikan kelengkapan immunisasi
sebelum memasuki sekolah.



PENUTUP

A.       Kesimpulan
            Berdasarkan pembahasan makalah di atas, maka kami dapat menarik kesimpulan bahwa Keluarga merupakan unit dasar dalam masyarakat. Setiap keluarganya tentunya pernah mengalami atau memiliki anak dengan usia BALITA. Masa Balita ini terbagi atas dua masa yaitu Toddler dan Pra Sekolah. Sehingga masing-masing memiliki fase bimbingan yang berbeda. Pada masa ini anak mengalami peningkatan dan kemajuan yang menakjubkan. Keluarga dengan Balita memiliki dua tahap perkembangan yaitu tahap keluarga dengan Childbearing dan tahap keluarga dengan anak pra sekolah. Dalam perkembangan keluarga ini ada beberapa tugas dan masalah yang harus dihadapi oleh keluarga termasuk anak yang bersangkutan. Sehubungan dengan itu, keluarga perlu diperlengkapi dengan proses keperawatan/asuhan keperawatan  keluarga dengan Balita.

B.       Saran
            Keluarga dengan Balita, seperti yang sudah dibicarakan di atas, banyak diperhadapkan dengan masalah. Oleh karena itu, sebaiknya keluarga harus memperhatikan dengan benar setiap asuhan perawatan yang diberikan baik terhadap keluarga maupun pada anak. Dengan begitu keluarga dapat melaksanakan pola asuhan keluarga dengan Balita secara mandiri. Untuk itu tidak lepas pula bimbingan dari tenaga kesehatan, terutama perawat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar