I. TEORI – TEORI PROSES MENUA
A.
Teori Biologis
Proses
penuaan merupakan proses secara berangsur yang mengakibatkan perubahan secara
komulatif dan merupakan perubahan serta berakhir dengan kematian. Teori
biologis tentang penuaan dibagi menjadi :
1.
Teori Instrinsik
Teori ini berati perubahan yang berkaitan dengan
usia timbul akibat penyebab dalam diri sendiri.
2.
Teori Ekstrinsik
Teori ini menjelaskan bahwa
perubahan yang terjadi diakibatkan pengaruh lingkungan.
Teori lain
menyatakan bahwa teori biologis dapat dibagi menjadi :
1.
Teori Genetik Clock
Teori tersebut menyatakan bahwa
menua telah terprogram secara genetik untuk species – species tertentu. Tiap
species mempunyai didalam nuklei ( inti selnya )suatu jam genetik yang telah
diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan
akan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar, jadi menurut konsep ini
bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai
kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal. Konsep ini didukung
kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa species
terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata.
2.
Teori Mutasi Somatik ( teori error catastrophe )
Menurut teori ini faktor lingkungan
yang menyebabkan mutasi somatik . sebagai contoh diketahui bahwa radiasi dan
zat kimia dapat memperpendek umur sebaliknya menghindarinya dapqaat
mempperpanjang umur.menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA
sel somatik, akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsi sel
tersebut. Sebaai salah satu hipotesis yang berhubungan dengan mutasi sel
somatik adalah hipotesis error catastrope.
3.
Teori Auto imun
Dalam proses metabolisme tubuh ,
suatu saat diproduksi oleh zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan
terhadap zat tersebut, sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
4.
Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat dibentuk di
alam bebas. Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksigenasi bahan -
bahan organik seperti KH dan protein.radikal ini menyebabkansel – sel tidak
dapat beregenerasi.
B.
Teori Sosial
Salah satu teori sosial yang
berkenaan dengan proses penuaan adalah teori pembebasan ( disengagement teori
). Teori tersebut menerangkan bahwa dengan berubahnya usi seseorang secara
berangsur – angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun, baik secara kualitatif maupun
kuantitasnya sehingga sering terjadi kehilangan ganda yaitu :
1.
kehilangan peran
2.
hambatan kontak fisik
3.
berkurangnya komitmen
C.
Teori Psikologi
Teori tugas perkembangan :
Menurut Hangskerst, ( 1992 ) bahwa
setiap individu harus memperhatikan
tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan memberikan
perasaan bahagia dan sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini tergantung
pada maturasi fisik, penghargaan kultural
masyarakat dan nilai serta aspirasi individu. Tugas perkembangan pada
dewasa tua meliputi penerimaan adanya penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, penerimaan masa pensiun
dan penurunan income.penerimaan adanya kematian dari pasangannya dan orang –
orang yang berarti bagi dirinya. Mempertahankan hubungan dengan group yang
seusianya, adopsi dan adaptasi deengan peran sosial secara fleksibel dan
mempertahankan kehidupan secara memuaskan.
II. Lingkaran tertutup antara proses menua dan penyakit.
Proses
Menua
Penyakit Menua
Menurunkan Tenaga
Banyak Kelainan aktifitas menurun
Refleksi dari penyakit
lain ¯ aktifitas mencari nafkah
Kesegaran jasmani dan
nutrisi ¯
sumber dana dan nafkah ¯
Kemauan memelihara diri
menurun
Gangguan psikologis ( mengisolasi diri )
III. Focus Assesment
A. Fisik / biologis
1. Wawancara riwayat kesehatan
-
Pandangan
lansia tentang kesehatannya
-
Kegiatan yang
mampu dilakukan lansia
-
Kekuatan
fisik lansia ( otot ,sendi , pendengaran dan penglihatan).
-
Kebiasaan
lansia merawat diri sendiri .
-
Kebiasaan
makan , minum , istirahat /tidur ,BAB /
BAK .
-
Kebiasaan
gerak badan / olah raga .
-
Perubahan –
perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan .
-
Kebiasaan
lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan minum obat .
-
Masalah –
masalah seksual yang dirasakan .
2. Pemeriksaan fisik
-
Sistem
intergumen / kulit
-
Muskuluskleta
-
Respirasi
-
Kardiovaskuler
-
Perkemihan
-
Persyarafan
-
Fungsi sensorik
( penglihatan , pendengaran, pengecapan dan penciuman ).
B. Psikologis
§ Dilakukan saat berkomunikasi untuk melihat fungsi kognitif termasuk daya
ingat, proses fikir
§ Perlu dikaji alam perasaan, orientasi terhadap
realitas , kemampuan dalam menyelesaikan
masalah.
§ Perubahan umum yang terjadi :
~
Penurunan daya ingat
~
Proses pikir lambat
~
Adanya perasaan sedih
~
Merasakan kurang perhatian
§ Hal hal yang perlu dikaji meliputi
-
Apakah
mengenal masalah masalah utamanya
-
Apakah
optimas mengandung sesuatu dalam kegiatan
-
Bagaimana
sikapnya terhadap proses penuaan
-
Apakah merasa
dirinya dibutuhkan atau tidak
-
Bagaimana mengatasi , masalah atas stress yang dialami
-
Apakah mudah
untuk menyesuaikan diri
-
Apakah usila
untuk menyesuikan diri
-
Apakah usila
menggali kegagalan
-
Apakah
harapan searang dan dimasa yang akan datang , dll.
C. Sosial ekonomi
§ Bagaimana lansia membina keakraban dengan teman
sebaya maupun dengan lingkungan dan
bagaimana keterlibatan lansia dalam organi sosial .
§ Penghasilan yang diperoleh
§ Perasaan sejahtera dalam kaitannya dengan sosial
ekonomi .
§ Hal hal yang perlu dikaji ,antara lain :
-
Kesibukan
lansia dalam mengisi waktu luang .
-
Sumber
keuangan .
-
Dengan siapa
yang ia tinggal .
-
Kegiatan
organisasi sosial yang diikuti
-
Pandangan
lansia terhadap lingkungannya
-
Berapa sering
lansia berhubungan dengan orang lain diluar rumah
-
Siapa saja
yang bisa mengunjunginya
-
Seberapa
besar ketergantungannya
-
Apakah dapat
menyalurkan hobi atau keinginan dengan fasilitas yang ada
D. Spiritual
§ Keyakinan agama yang dimiliki dan sejauh mana
keyakinan tersebut dapat diterapkan.
§ Hal – hal yang perlu dikaji antara lain
-
Kegiatan
ibadah setiap hari
-
Kegiatan
keagamaan
-
Cara
menyelesaikan masalah ( Doa )
-
Terlihat
sabar dan tawakal
IV. Masalah / Diagnosa Keperawatan
A. Fisik / Biologis
a. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh s.d.
intake yang tidak adekuat)
b. Gangguan persepsi s.d. gangguan
pendengaran/penglihatan.
c. kurangnya perawtan diri s.d. menurunnya minat dalam merawat diri.
d. resiko cidera fisik (jatuh) s.d. penyesuaian
terhadap penurunan fungsi tubuh tidak adekuat.
e. perubahan pola eliminasi s.d. pola makan yang
tidak efektif.
f. gangguan pola tidur s.d. kecemasan atau nyeri.
g. gangguan pola nafas s.d. penyempeitan jalan nafas.
h. gangguan mobilisasi s.d. kek sendi.
B. Spiritual
1. reaksi berkabung / berduka s.d. ditinggal
pasangan.
2. penolakan terhadap proses penuaan s.d.
ketidaksiapan menghadapi kematian.
3. marah terhadap Tuhan s.d. kegagalan yang dialami.
4. perasaan tidak tenang s.d. ketidakmampuan
melakukan ibadah secara tidak tepat.
V. Intervensi keperawatan
Tujuan perencanaan :
Membantu lansia berfungsi seoptimal mungkin sesuai
dengan kemampuan dan kondisi fisik, psikologis, dan sosial dengan tidak
tergantung pada orang lain.
Tujuan tindakan keperawatan :
Diarahkan untuk memenuhi kebuutuhan dasar :
a. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
b. Meningkatkan keamanan dan keselamatan.
c. Memlihara kebersihan diri
d. Memelihara keseimbangan istirahat / tidur.
e. Meningkatkan hubungan interpersonalmelalui
komunikasi efektif.
Pemenuhan
kebutuhan nutrisi
Þ
Peran
pemenuhan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kkesehatan dan kebugaran serta
memperlambat timbulnya penyakit degenaratif
sehingga menjamin hari tua tetap sehat dan aktif.
Þ
Masalah yang
sering dihadapi : penurunan alat penciuman dan pengecapan, pengunyahan kurang
sempurna, rasa kurang nyaman saat makan karena gigi tidak lengkap, rasa penuh
diperut dan kesukaran BAB karena melemahnya otot lambung dan peristaltik usus
sehingga nafsu makan berkurang.
Þ
Menolak
makan/makan berlebihan akibat kecemasan dan putus asa akibat gangguan tugas
perkembangan.
Þ
Masalah gizi
yang sering timbul : gizi berlebihan, gizi kurang, kekurangan vitamin,
kelebihan vitamin.
Intervensi :
1) Berikan makanan porsi kecil tapi sering.
2) Berikan banyak minum dan kurangi makan.
3) Usahakan makanan banyak mengandung serat..
4)
Batasai
makanan yang mengandung kalori (gula, makanan manis, minyak, makanan berlemak).
5) Kebutuhan kalori laki-laki 2100 kalori, wanita 1700 kalori:
6) KH 60% dari jumlah kalori
7)
Lemak 15
– 20%
8)
Protein
20 – 25%
9) Vitamin dan mineral > kebutuhan usia muda.
10)
Air 6 – 8
gelang/hari.
11) Membatasi minum kopi dan teh.
Meningkatkan keamanan dan keselamatan lansia
Þ
Kecelakaan
yang sering terjadi : jatuh, kecelakaan lalu lintas, kebakaran è karena fleksibilitas kai mulai berkurang, penurunan fungsi pendengaran
dan penglihatan, lingkungan yang kurang aman
Intervensi:
1) biarkan menggunakan alat bantu
2) latih untuk / mobilisasi
3) menggunakan kaca mata
4) menemani bila berpergian
5) ruangan dekat kantor
6) meletakkan bel dibawah bantal
7) tempat tidur tidak terlalu tinggi
8) menyediakan meja kecil dekat tempat tidur
9) lantai bersih, rata dan tidak licin / basah
10) Peralatan yang menggunakan roda dikunci
11) Pasang pengaman dikamar mandi
12) Hindari lampuyang redup dan yang menyilaukan (
sebaiknya lampu 70-100 watt)
13) Gunakan sepatu dan sandal yang beralat karet
Memelihara kebersihan
diri :
Þ
Sebagaian
lansia mengalami kemunduran /motivasi untuk melakukan perawatan diri secara
teraturè karena penurunan daya ingat, kebiasaan diusia muda, kelemahan dan
tidakmampuan.
Þ
Masalah
:keringat berkurang è kulit lansia bersisik, kering
Intervensi :
1) Mengingatkan / membantu
2)
Menganjurkan
untuk menggunakan sabun lunak dan gunakan skin lotion.
Memelihara
keseimbangan istirahat / tidur :
Þ
Masalah yang
sering terjadi :gangguan tidur
Intervensi :
1)
Menyediakan
tempat tidur yang nyaman
2)
Mengatur
lingkungan yang cukup ventilasi
3)
Melatih
melakukan latihan fisik yang ringan
(berkebun, berjalan, dll)
Meningkatkan
hubungan interpersonal :
Þ
Masalah yang
sering ditemukan : penurunan daya ingat, pikun, depresi, lekas marah mudah
tersinggung, curiga dapat terjadi karena
hubungan interpersonal yang tidak adekuat
Intervensi
1) Berkomunikasi dengan kontak mata
2) Memberikan stimulus/mengingatkan lansia terhadap
kegiatan yang akan dilakukan
3) Memberikan kesempatan untuk mengekspresikan
perasaan
4) Menghargai pendapat lansia
5) Melibatkan lansia dalam kegiatan sehari–hari
sesuai dengan kemampuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar